Pasar Pamotan Jaman Dulu dan Sekarang - Enik Ratnawati


Rabu, 20 Februari 2019, kami bersama teman-teman kelas 11 jurusan IPS diantaranya IPS 1,2,dan 5 melaksanakan kunjungan lapangan ke pasar tradisional Pamotan.Disana kami diarahnya oleh guru sosiologi yaitu bapak Suhadi dan rekannya selaku guru TU.Kami pun segera melakukan tugas pengamatan  kami,saya bersama teman teman yaitu sitta,itta,dan sifa melakukan pengamatan pada penjual baju.

Seorang penjual baju tersebut bernama Bu Siti zumaroh,beliau berasal dari Demak, 3Tahun beliau sudah berjualan di pasar tradisional Pamotan.Selain kami menanyakan biodata Bu Siti zumaroh,kami juga menanyakan berbagai yang lain.seperti sejarah berdirinya pasar tradisional Pamotan dan keadaannya.14tahun pasar tradisional Pamotan sudah berdiri,dari 2003 sampai sekarang.Keadaan pasar tradisional Pamotan pada tempo dahulu,masih belum terlalu banyak pembeli atau pengunjung.kata Bu Siti Zumaroh selalu penjual baju.Dikarenakan pembeli atau pengunjung belum tahu arah-arah yang ada di pasar tradisional Pamotan.


Pendiri pasar tradisional Pamotan pada jaman dahulu adalah bapak Sutresno dari sedan,dan digantikan oleh pak Kusrin.Dan sekarang kepala pasar adalah bapak Baroya.

Di pasar tradisional Pamotan banyak sekali penjual diantaranya penjual sembako,baju,sayuran dan alat alat lainnya.Penjual dari berbagai kalangan mulai dari orang tua,anak muda,dan lansia.Dan juga dari berbagai asal yaitu dari Pamotan,Sedan,Ringin,Lasem,Rembang dan lain sebagainya.Penjual yang laris kebanyakan pada penjual sembako dan sayuran karena memungkinkan Karna kebutuhan pokok.Dan penjual lainnya seperti penjual baju laris biasanya pada waktu hari raya idul fitri,kalau hari hari biasa tidak terlalu ramai.Penjual baju kebanyakan mengambil setoran dari pasar Kliwon Kudus,Sedangkan penjual sembako dan sayuran biasanya mengambil setoran dari sales.Keluhan yang dihadapi oleh penjual lesehan seperti pada penjual baju adalah tempatnya kurang rapi,kurang nyaman,belum seragam,Fasilitas kurang memadai  seperti akses jalan,talang bagi penjual lesehan karena waktu ada musim hujan,penjual lesehan merasa resah karena jalannya becek dan area disekitarnya tergenang  air sehingga penjual baju  kesusahan harus  mengamankan baju  baju yang dijualnya agar tidak kebasahan,Ucap Bu Siti Zumaroh penjual baju lesehan.

Harapan yang diinginkan adalah tempat nya yang seragam ,rapi, bangunannya tidak naik turun,dan sayangnya kalau ada keluhan tidak cepat ditanggapi oleh negara sehingga penjual merasa kecewa.

Selain itu ada juga aturan aturan di pasar tradisional Pamotan,seperti halnya setiap hari ada tarikan bayar pada penjual lesehan dan penjual kost.Biasanya penarikan pada penjual lesehan sebesar Rp.1000rupiah perhari ,dan penjual kost sebesar Rp.45.000 perbulan.Dikarenakan fasilitasnya berbeda sehingga harga tarikannya berbeda.Biasanya penarikan uang dikelola oleh 2 administrasi yaitu bapak Jatmiko dan Bu Mamik puji Astuti.Dan kebetulan Bu Mamik selaku petugas administrasi sedang menarik pembayaran dan kami pun meminta ijin untuk diwawancarai.

Bu Mamik Puji Astuti adalah petugas administrasi,ia bekerja DiPasar tradisional Pamotan sejak 2016.ia lulusan SMA dan ia bekerja mulai jam 07.00-12.00Wib.

Di Pasar tradisional Pamotan juga terdapat struktur kepengurusan yaitu bendahara oleh bapak Zakaria, administrasi oleh bapak Jatmiko dan Bu Mamik Puji Astuti,dan juga petugas kebersihan yaitu bapak Afif,Eko,Padhi,Wartono,Dan bapak Aldi,biasanya mereka membersihkan pasar Tradisional Pamotan 3 hari sekali.Disana banyak kendaraan yang berlalu lalang seperti halnya roda 2 ,yaitu Tosa,contang,becak,angkutan.Biasanya bayar parkiran pada pengendara becak Rp.500rupiah dan pada pengendara Tosa,angkutan Rp.2000rupiah ;

Pada tahun 2011 ada kejadian yang ada di pasar tradisional Pamotan yaitu kebakaran pada kompor penjual makanan,yang terkena kebakaran pada bagian lost 4 dan lost 5 pada penjual bumbu.Kerugian tersebut ditanggung oleh negara sehingga penjual tidak merasa terbebani.kebakaran tersebut terjadi karena kelalaian penjual sehingga terjadi kebakaran.

Dan ada juga kejadian,biasanya ada cekcok antara penjual dan pembeli dikarenakan harga naik pada barang.

Disana juga ada paguyuban pasar tradisional Pamotan yaitu PBB (Persatuan Bakul-Bakul).

Dua jam berlalu kami sudah mewawancarai seorang penjual yang ada di pasar tradisional Pamotan salah satunya adalah penjual baju dan petugas administrasi,kami pun berpamitan dan berterimakasih karena sudah membantu dan merepotkan mereka.dan tak lupa kami mengajak foto bersama sebagai data penelitian.Dan kami pun melanjutkan penelitian dengan cara berkeliling semua area yang ada dipasar tradisional Pamotan tersebut dan tak lupa kami pun meng foto keadaan pasar pada hari itu juga,seperti penjual,pedagang,pembeli,pengunjung dan tempat tempat lainnya.dan kami serasa cukup meneliti pasar tradisional yang ada di Pamotan kami pun bergegas pulang dengan jalan kaki dan kembali dengan selamat.




Identitas Penulis

Nama : Enik Ratnawati
Kelas : 11 IPS 5 
No.absen : 10(Sepuluh)

0 Komentar