WAWANCARA DI PASAR TRADISIONAL PAMOTAN - Siti Wulandari


Pada hari Rabu 20 Februari 2019 . Setelah pukul 07.00 wib semua siswa kelas XI IPS 1 , XI IPS 2 ,dan XI IPS 5 berkumpul di lapangan volley untuk mendengarkan pengarahan dari P.Suhadi guru sosiologi. Kami di beri selembar kertas yang berisi tentang pertanyaan untuk mewawancarai pedagang yang ada di pasar tradisional.

Setelah itu ,kami semua menuju pasar tradisional dengan jalan kaki,sasampainya di pasar Pamotan kami semua berpencar untuk mencari pedagang untuk di wawancarai. Saya beserta kelompok mewawancarai pedagang ketela dan kacang. Pedagang ketela bernama ibu Masrukah, sedangkan pedagang kacang bernama Ibu chosik. Pertama saya dan kelompok mewawancarai pedagang ketela, ketela perkilonya Rp 6000 jika tidak laku sebagian dijadikan sebagai ceriping telo . Bu Masrukah  mempunyai tempat jualan sendiri berupa kios . Dengan pungutan per harinya 2000 . Bu Masrukah tidak pernah mempunyai masalah dengan pedagang lainnya . Untuk mengatasi persaingan barang bu Masrukah tidak menaikkan atau menurunkan barang dia menjual dengan harga sewajarnya. Jika ada pembeli yang mungkin sering membeli ketelanya maka bu Masrukah dapat mengurangi harganya sedikit kira kira seperti 5500 rupiah . Kalau kacang tanah harga per kilonya di jual seharga Rp 7000 sampai Rp 9000 tergantung kualitas barang dagangan tersebut. Bu chosik biasanya kulakan secukupnya saja agar jika tidak laku semua tidak rugi. Bu chosik tidak mempunyai ruko seperti Bu Masrukah, Alhasil Bu chosik hanya berjualan di lesehan . Bu chosik biasanya ditarik 1500 per harinya .

Setelah itu,saya dan kelompok menuju kantor pasar Pamotan,kami melakukan penelitian terhadap petugas pasar Pamotan kami memberikan pertanyaan pertanyaan yang ada di lembar tersebut. Mengenai sejarah, keadaan pasar, proses jual beli di pasar Pamotan. Kami mendapat kan banyak informasi dari petugas kantor Pamotan. Kekurangan yang ada dipasar pamotan adalah kurang bersihnya kamar mandi umum karena jarang dibersihkan oleh petugas. Tidak pernah digunakananya mushola , yang menjadikan mushola kotor tak terawat. Namanya pasar sudah biasa kalo orang membuang sampah sembarang. Untuk membersihkannya butuh waktu cukup lama , sebab petugas kebersihan juga hanya sedikit. Itulah informasi yang kami dapatkan dari petugas kantor pasar Pamotan.

Setelah itu kami berbelanja , kami berhenti di sebuah tempat yang menjual tempe yaitu Bu wati . Kami mewawancarai Bu wati , kata Bu wati jika penjualan tempenya tidak laku semua ,bu wati akan membuat nya kripik tempe . Kami juga mewawancarai sebuah pembeli, pembeli itu mengatakan jika ia tidak pernah menawar apa yang ingin dia beli, dia selalu membayar pas .

Kemudian kamipun kembali ke sekolah dengan berjalan kaki lagi sambil menikmati suasana mendung dipinggir jalan.

Penulis
Nama : Siti Wulandari
Kelas  : XI  IPS 01
No.abs: 29

0 Komentar