Senyum Kami Di Blora - Umi Salma

 20 september 2018, pagi itu aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Kutepis cahaya fajar dengan semangat, karena hari itu bukanlah hari biasa. Langkahku semakin tak sabar untuk sampai ke sekolah. Sesampainya di sekolah senyumku mulai nampak, menyapa para generasi penerus bangsa yang tak sabar pula akan agenda hari itu. Ya! outdoor study Sosiologi di Blora adalah hal yang kami tunggu tunggu jauh-jauh hari. Barisan bus yang terlihat oleh mata kita pun membuat semangat semakin berkobar. 



Sebelum memulai perjalanan, Mas Budi dan Pak Suhadi melontarkan sedikit, bagaimana sikap,tata krama,dan kelakuan yang baik dan pantas saat berada di sana. Kami pun mendengarkan dengan saksama. Setelah menit waktu berjalan cukup lama, kami mulai melangkahkan tapak kami menuju bus yang telah ditentukan.  Sepanjang perjalanan di bus, kami bercanda, berbagi cerita, bahkan berbagi makanan.  Indahnya berbagi, nikmatnya tertawa lepas bersama teman seperjuangan memang membuat kami lupa akan waktu. Akhirnya perjalanan pun berubah menjadi singkat, sesingkat lamunan driver bus Subur Jaya.

Sesampainya di tanah Blora, kami melanjutkan perjalanan dengan langkah kaki cepat menuju rumah mbah Parji, tepatnya di Desa Jepangrejo.  Sambutan yang sangat indah ketika kami tiba di depan rumah beliau, senyuman manis mereka mampu membuat kami merupakan peluh keringat. Rumahnya sederhana, di sana Kami disuguhi jagung rebus, kacang rebus, dan banyak lagi. Mungkin mendengar nama makanan itu seperti makanan yang tidak berkelas. Tetapi nikmatnya menyantap jagung rebus di tengah-tengah Senyum Dan gelak tawa membuat makanan tersebut laris manis disantap oleh kami. Waktu terus berjalan Begitu pun agenda kami semakin lama semakin berkurang.  Setelah perbincangan di rumah Mbah Parji kami rasa cukup, kami pun melanjutkan perjalanan menuju lokasi kedua yaitu di Desa Klopoduwur. Di sana Kami belajar bagaimana budaya sikep berkembang, apa manfaat sedulur Sikep dan lain-lain. Cukup lama kami berada di Klopoduwur hingga jingga surya menampakan diri.  Mengetahui hal itu Bergegaslah kami untuk mengunjungi perpustakaan PATABA milik Bapak Soesilo Tour. Sesampai di sana tak ragu lagi pak Soesilo membakar api semangat kami. Beliau adalah pahlawan, beliau adalah motivator. Rambut putihnya seperti tak pantas berada di atas kepalanya, beliau adalah orang tua yang punya semangat dan jiwa muda yang tak pernah mengenal lelah. Saat Sinar surya mulai tenggelam oleh awan hitam, Kami pun bergegas meninggalkan PATABA.

Ya! kami memulai perjalanan pulang. Kami tidak menyesal mengunjungi Blora. Di sana Kami mendapat banyak ilmu pengetahuan dan juga motivasi.  Menurut saya sendiri hal yang paling berkesan dalam outdoor study di Blora adalah saat berada di PATABA.

Mungkin hanya ini yang dapat saya ungkapkan mengenai kunjungan di Blora, semoga bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya sendiri. Apabila ada salah dalam penulisan dan pemilihan kata, saya mohon maaf sebesar besarnya. Terimakasih!

Penulis adalah Umi Salma, Siswa SMA N 1 Pamotan Kelas XI Jurusan IPS 










0 Komentar