Jejak Pengamatanku di Pasar Pamotan - Umi Salma


Rabu, 20 februari 2019. Lelaki paruh baya berbaju coklat itu adalah Pak Kamami. Beliau merupakan staff kepengurusan pasar bagian penarik retribusi di Pasar Tradisional Pamotan.

Sebelum melakukan pengamatan dan wawancara dipasar, saya dan teman-teman terlebih dahulu berkumpul di lapangan volly SMA N 1 Pamotan sekaligus diberi pembekalan oleh Pak Suhadi selaku guru mapel sosiologi. Setelah presensi selesai kami berangkat jalan kaki dari SMA menuju pasar pamotan. Sampai disana saya dan vyda teman sekelas saya langsung menuju ke kantor pasar pamotan.

Disana kami disambut baik oleh pengurus pasar. Lebih tepatnya kami bertemu dengan pak Kamami dan pak Jatmito. Sebelum kami melangsungkan wawancara, saya dan vyda terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian meminta pak Kamami dan pak Jatmito juga mengupas identitas beliau di Pasar Pamotan ini. Beliau merupakan staff di Pasar Pamotan, yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Pak Kamami sebagai staff bagian penarik retribusi. Sebelumnya beliau adalah ketua kepengurusan pasar, tetapi sudah digantikan. Pak Kamami bekerja di kantor pasar sejak 1985 kemudian pada tahun 2006 beliau menjadi PNS. Sedangkan Pak Jatmito beliau merupakan staff bagian administrasi. Pak Jatmito bekerja di pasar pamotan sejak tahun 1993 dan menjadi PNS pada tahun 2007.

Setelah Pak Kamami dan Pak Jatmito menyampaikan identitas nya, kami langsung meminta izin untuk melaksanakan tanya jawab. Di sela waktu saya melakukan tanya jawab, datang sebagian dari anak kelas xi ips 1 dan mereka langsung bergabung untuk wawancara.Berikut ini merupakan panduan pengamatan tentang masalah-masalah yang ada dipasar tradisional pamotan yang kami tanyakan kepada Pak Kamami.


(1)
"Pak, sejarah berdirinya pasar pamotan niki pripun?" tanyaku. Poin tersebut adalah hal pertama yang aku tanyakan.
Langsung saja pak Kamami menceritakan bahwa awal mula pasar tradisional pamotan itu tempatnya tidak disini (Ds Tajen). Pasar ini merupakan pindahan dari pasar depan masjid dan pasar kawedanan. Pasar ini dipindahkan pada tahun 2003 dengan alasan sudah tidak layak dan sempit sehingga tidak muat banyak pedagang.
(2)
Setelah dijelaskan mengenai sejarah pasar pamotan, vyda bertanya pada pak Kamami, "keadaan pasar pamotan yg dulu pripun pak, ingkang wonten ngajenge masjid?". Pak kamami memjawab "sempit dan kurang memadai selain itu juga mengganggu lingkungan masjid, maka dari itu dipindahkan kesini".
(3)
"keadaan pasar Pamotan yang saat ini bagaimana Pak?"  tanya saya.
Kemudian beliau segera menjelaskan bahwa keadaan pasar yang saat ini sudah baik, dan juga luas dibandingkan sebelumnya. Tetapi juga masih kotor, karena ada salah satu losht yang tempatnya lebih rendah dibanding losht yang lain,  sehingga air dari kampung masuk ke losht yang rendah.
(4)
Setelah pak kamami menjelaskan, beliau menyuruh kami memberi pertanyaan selanjutnya. "Bagaimana Keadaan umum pasar pamotan yang sekarang pak?",vyda menyambar perintah pak kamami. Pak kamami menyampaikan bahwa keadaan pasar saat ini ramai seperti pasar biasanya.
(5)
"Kalau tata ruangnya bagaimana pak?", tanyaku. Kemudian pak kamami mengatakan bahwa tata ruang pasar bagus. Karena saya tidak puas dengan jawaban beliau, saya bertanya kembali, "Penataan ruang pedagang disesuaikan jenis dagangan atau bagaimana pak?". kata pak kamami, penataanya masih campur dan tidak disesuaikan jenis barang.
(6)
"Bagaimana keadaan kebersihan pasar?". Pak kamami menjawab bahwa keadaan kebersihannya masih kurang baik, karena pengambilan container sangat minim. Sehingga sampah yang masuk tidak sesuai dengan sampah yang keluar. Akhirnya sampah dibuang disebelah/ dibawah container sampai menumpuk. Karena aku tidak pernah mendengar kata container, aku bertanya artinya pada pak kamami. Kata pak kamami container adalah tempat pembuangan sampah. Disela itu, vyda menertawaiku sambil berkata, " ngno mok tekonke leh ma...ma😂". Langsung saja kusambar, "la aku ramudeng artine kok".
(7)
 "pak, apakah disini ada peraturan khusus untuk pedagang tidak boleh apa, begitu?", tanyaku. Pak kamami mengungkapkan bahwa tidak ada peraturan bagi pedagang.
(8)
 "struktur kepengurusan pasar ini bagaimana pak?" kata pak kamami banyak tetapi beliau hanya memberitahu yang inti karena ada 14 pengurus lebih. Beliau menyebutkam sebagai berikut :
a. Ketua: Bp. Baroya (disela pak kamami menyebutkan bp baroya, spontan saja aku bernyanyi, " Astaghgirullah robbal baroya..." pak kamami tertawa mendengar suaraku.😂)
b. Bendahara : Bp. Zakariya
c. Staff administrasi: Bp. Jatmiko
d. Staff penarik retribusi: Bp.Kamami.
e. Keamanan & K3 (penjaga malam)
(9) "Adakah kelompok paguyuban di pasar ini pak?", tanya vyda. Kemudian pak kamami menjawab ada, ada bendahara dan ketua juga. (Mungkin pak kamami belum mengerti betul apa itu paguyuban, pikirku dalam hati)
 Disela sela kami bertanya, datang anak 11 ips 1, yaitu krisdayanti, intan, dan salsabila.
(10)
 vyda bertanya pada pak kamami jenis pedagang apa saja yang ada dipasar ini. "Ada banyak, diantaranya pedagang ikan, ayam, daging sapi, daging kambing, buah, baju, kain, hijab, ayam hidup juga ada, lalu apalagi ya, ada pula pedagang makanan banyak, aneka es, dan banyak lagi." sebut pak kamami.
(11)
anak ips 1 mulai membuka mulutnya untuk bertanya. "Bagaimana keadaan akses jalan di pasar tradisional pamotan?", tanya krisda. Pak kamami  mengatakan jalanannya cukup ramai, lebarnya 4 meteran dan sudah berpafing juga longgar.
(12)
kami meminta pak kamami untuk memyebutkan jenis angkutan apa saja yang digunakan di pasar pamotan. "Angkutannya ya seperti biasanya, ada truk, contang, motor, becak, kalau dokar selarang jarang" kata pak kamami.
(13)
"pertanyaan selanjutnya,apakah pernah terjadi kejadian kejadian luar biasa dipasar pamotan ini pak?", tanya saya. Pak kamami mengatakan ada, yaitu kebakaran ditahun 2011 yang disebabkan arus pendek listrik. Kemudian vyda mengingatkan pak kamami mengenai kejadian di tahun ini (2019) yaitu salah seorang bendahara arisan sebagai penanggung jawab kabur membawa uang sekitar kurang lebih 500 juta.
(14)
selanjutnya kami menanyakan bagaimana cara mengatasi kejadian tersebut, kata pak kamami, untuk mengatasi kebakaran tersebut langsung dibangun lagi dengan biaya dari PEMDA. Yang terbakar ada 2 losht, yaitu losht 4 dan 5.
(15)
"Berapa jumlah retribusi (pungutan) di pasar tradisional pamotan pak?" tanya vyda. Kemudian pak kamami mengungkapkan bahwa penarikan pungutannya sesuai dengan PERDA, yaitu permeternya 125 rupiah tinggal menghitung luas. Saat pak kamami mengatakan tentang PERDA, vyda bertanya apa itu PERDA. "PERDA yo peraturan Daerah, ngono ae mbok takokno". Sambarku sambil tertawa kecil.
(16)
"Bagaimana perilaku membuang sampah para pedagang, pak?"
Ya sementara kadang membuangnya sesuai lokasi loshtnya. Setelah itu baru dibuang di TPA. Masyarakat sekitar juga membuang di TPA, kan ada TPAnya.
(17)
Pertanyaan selanjutnya yang kami tanyakan adalah mengenai keamanan pasar pamotan. Pak kamami mengatakan bahwa Aman aman saja karena ada penjaga malam juga.
(18)
"pak tolong sebutkan fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia dipasar pamotan." pintaku, pada Pak Kamami. "Parkiran, Toilet, losht, TPA, pos penjaga." sebut pak kamami.
(19)
Selanjutnya kami tanyakan pada pak kamami bagaimana kondisi fasilitas-fasilitas tersebut. Kata pak kamami semuanya layak pakai
(20)
"menurut bapak, fasilitas apa yang harus ada di pasar pamotan?"tanya kami. Pak kamami bilang, seharusnya ada musholla.
(21)
 "fasilitas apa yang tidak ada di pasar pamotan pak?" lanjutku. "Ya musholla itu tadi, sebenarnya dulu ada, tapi sudah rusak."
(22)
vyda menanyakan masalah apa saja yang ada dipasar pamotan, tetapi pak kamami mengatakan bahwa keadaan baik baik saja.
(23)
"Yang terakhir pak, apa harapan bapak untuk pasar pamotan ini kedepannya?"tanyaku. Kemudian pak kamami mengungkapkan berbagai asa yg ingin dicapai. Diantaranya semoga pasar pamotan semakin nyaman,aman,bersih pedagang nya baik baik, dan kondusif.
 Setelah saya dan vyda melakukan wawancara di kantor, kita langsung keluar karena diluar juga ramai anak anak yang ingin wawancara. Saya dan vyda langsung menuju ke pedagang buah, dilanjutkan ke pedagang jajanan pasar.
Pertama kali, kita wawancara kepada pedagang buah. Mbk Jum Namanya. Tapi sayang, kita tidak sempat menanyakan banyak hal kepada Mbk Jum. Setelah menanyakan beberapa pertanyaan saya dan vyda segera meminta pamit. Kita merasa sungkan sendiri karena terlihat mengganggu. Berikut beberapa ulasan pertanyaan yang kami ajukan:
(24)
 "Mbk, teknik kulak an buah niki pripun??", Tanya vyda.Tampaknya mbk Jum kebingungan dengan pertanyaan tersebut, kemudian vyda memperjelas. "Langsung dari kebunnya atau gimana mbk?" tanya vyda mengulangi pertanyaan nya tadi. Mbk Jum mengatakan bahwa beliau tidak kulak an dari kebun tetapi Dari tengkulak. Vyda menanyakan apa itu tengkulak. Kata mbk jum tengkulak adalah Bos nya (grosir sendiri).
(25)
Teknik transaksi yang ada dipasar pamotan semuanya menggunakan pertukaran uang dan barang. Belum ada yang menggunakan pembayaran elektronik.
(26)
Strategi persaingan yang digunakan oleh Mba Jum yaitu dengan mengkulak buah yang kualitasnya bagus, dan jauh dari kata busuk, kemudian pembeli juga bisa memilih sendiri buah yang diinginkan.Setelah kita mengajukan beberapa pertanyaan, kita langsung pamit karena kami kurang direspon oleh beliau. Karena beliau sedang melayani pembeli.
 Saya dan vyda lanjut saja ke pedagang jajanan
Pedagang yang kita hampiri adalah seorang ibu berkacamata, kulutnya putih dan beliau sedang duduk lesehan sambil membungkus ceriping dipasar bagian tengah. Ya, Beliau berjualan ceriping. Namanya De Kanah.
Berikut adalah beberapa point pertanyaan yang kita ajukan kepada De Kanah:
(27)
"Bagaimana teknik kulak an De Kanah?" Tanya vyda. "ehhh De kanah nek kulak an ko sales ek, perbos ngeniku terus dibungkusi dwe 1000nan 5000nan karo 10.000nan".(Tampaknya penjual ini lebih ramah dari yang sebelumnya, hehe....)
(28)
"Bagaimana teknik persaingan De Kanah dengan pedagang lain agar lebih laku?". Kemudian De Kanah menjelaskan bahwa untuk mengatasi persaingan, beliau mempunyai cara, yaitu dengan membungkus ceriping dengan rapi dan praktis sehingga  tidak mengecewakan pembeli. "De kanah iku nik mbungkusi rapi nduk, mulane wong wong gak wegah tuku. Ujutan ndek ngenane ono wong yo dodol koyok De Kanah saiki wes gak dodol meneh." Ujarnya
(29)
 "De, niki kan sadean ceriping. La bati ne kedik nggih?" Tanya vyda. De Kanah mengungkapkan bahwa laba nya memang tak seberapa tetapi yang dipentingkan beliau setiap harinya dapat belanja sesuai kebutuhan itu sudah cukup.
(30)
 " Terakhir de, harapane De kanah kangge pasar niki nopo?"tanya kita. Kata De Kanah, harapannya yaitu pasar tetap ramai, supaya pedagang nya juga senang.
(31)
Pertanyaan ini kami tanyakan kepada pembeli yang ada dipedagang buah.
Harapan pembeli untuk pasar pamotan : pasar Lebih bersih lagi, dan lebih baik lagi penataannya. Misalnya, losht 1 khusus pedagang buah. Losht 2 khusu pedagang sayuran. Atau dengan penataan lainnya, yang penting pasar nya Rapi.
Pertanyaan selanjutnya, saya menanyakan pada masarakat yang rumahnya belakang pasar.
(32)
Harapan masyarakat sekitar untuk pasar pamotan : yaitu sampah yang di TPA tidak berserakan dibawah atau disampingnya sehingga tidak menimbulkan banyak nyamuk dan lalat.


Setelah selesai wawancara, saya dan vyda langsung OTW kembali ke SMA, tetapi kami ingat ada point pertanyaan yang belum kami tanyakan. Point ini merujuk pada aparatur desa sehingga ditengah perjalanan saya mengajak vyda ke KANTOR KECAMATAN untuk mewawancarai pak camat, kebetulan kantor berada disamping kanan pasar. Sayangnya saat itu kita lupa mendokumentasikan. Saat memasuki gerbang, kita berjalan dengan santai kemudian bertemu seorang bapak. Balak tersebut menanyai kita beedua. "Cari siapa?" Kata beliau. "Pak camate wonten?" Tanyaku lembut.Disela kita bertanya, aku melihat dibaju bapak tersebut ada ulat. Sehingga bapak utu sedikit gugup, hehe...Bapak tersebut sangat baik, kita langsung diantar menemui Pak Camat.Satu langkah ku gerakkan menuju ruangan pak camat yang hawanya sangat dingin.Rupanya pak camat adalah orang yang ramah. Pertama kami lupa mengenalkan diri, lalu pak Camat malah yang mengingatkan.

"saya Alma rumah saya Ringin" jelasku. "Kalo mbk yang ini?" Tanya pak Camat sambil menunjuk vyda. "Saya vyda dari candisari" ungkap vyda.Setelah mengungkapkan identitas, vyda menanyakan nama Pak Camat tersebut. "Nama saya Pak Mahfudz rumah saya Rembang".Langsung saja saya to the point menanyakan harapannya untuk pasar Tradisional Pamotan.Beliau mengungkapkan bahwa rencana pasar pamotan akan di Relokasi, yaitu kantor kecamatan dipindah ke pasar hewan dan bekas kantor akan dipakai perluasan pasar tradisional kemudian pasr hewan dilindahkan ketempat lain.Vyda bertanya kepada Pak Mahfudz, tahun berapa rencana tersebut akan ditinda klanjuti. Jawab beliau, 2021.

Beliau juga mengampaikan harapan harapan untuk pasar tradisional Pamotan, berikut ini ulasannya:
a. Pasar Pamotan lebih berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat terutama penghasilan keluarga.
b. Masyarakat betul betul mempunyai kemampuan untuk mengelola pasar.
c. Pasar Pamotan lebih besar dan lengkap.

Lengkap sudah kami menanyakan berbagai pertanyaan beserta pengembangannya. Setelah puas, saya dan vyda langsung berpamitan dn mengucapkan terima kasih. Kita langsung memeruskam perjalanan pulang.

Ditengah perjalanan jalan kaki, aku mengeluh dan melihat belakang, tak lama ada tosa dan kami numpang tosa tersebut...hehe. Akhirnya  kita selamat sampai SMA. Menyenangkan bukan, melakukan pengamatan sosiologi??? Pasti menyenangkan dong.

Penulis adalah Umi Salma, Siswa SMA N 1 Pamotan Kelas XI Jurusan IPS

0 Komentar