Analisis Konflik Sosial dalam film Garamku Tak Asin Lagi


Berikut ini merupakan hasil analisis saya mengenai Vidio dokuementer yang berjudul" GARAMKU TAK ASIN LAGI" . Penulisan analisis ini saya lakukan dengan memperhatikan 6 indikator, sebagai berikut :


a. Bidang konflik =
Pertanian, perdagangan, pemerintahan, perekonomian.
b. Sebab dan akar masalah konflik =
• garam masyarakat tanah Anoe tak asin lagi
• garam Masyarakat tanah Anoe kasar
• garam Masyarakat tanah Anoe garam jemur
• garam masyarakat tanah Anoe tidak beryodium
c. Aktor konflik =
• Nurantiah (petani garam)
• T. Abubakar
• Junaidi (anak petani garam)
• M. Yusuf (kepala DPKKD Bireun)
• Munirwan (sekdes Tanah Anoe)
• Jamilah (petani garam)
• Kak Ni (tetangga Nurantiah)
• Fitri
• Apacut
• Nurlaila S.T.M.T



• Yarhaini ( anak petani garam)
d. Proses konflik
• garam yang ada di Aceh berasal dari Yordania, Vietnam, India, Pakistan, dan Bangladesh
• Dulu garam mereka maju, sekarang kurang laku.
• Dulu lakunya lancar, dapat uang 50.000-100.000
• Rencana awal ketua koperasi akan dilatih di Madura, tetapi program tidak berjalan, karena yang ikut serta bukan orang yang dipilih sebelumnya
• Dinas pernah ke Tanah Anoe naik mobil tapi hanya mewawancarai setelah itu langsung pergi
• sebelum ada bibit dari luar, mereka pakai bibit jemur
• garam dicek oleh oleh Apacut diLab tapi kurang memenuhi standard
e. Dampak konflik
• susah makan
• garam menumpuk di gubuk.
• tidak memiliki uang.
• tidak bisa melanjutkan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi
f. Metode penyelesaian konflik
• Pengarahan cara membuat garam yang bagus dengan pemasaran yang tepat
• mengoperasikan mesin dari BPM
• menambahkan kayu ultiga dengan sistem biyorisasi pada garam.
• pemerintah harus mengalirkan air laut ke ladang produksi

Demikian hasil analisis yang dapat saya simpulkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah referensi dan pengetahuan. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Sekian terimakasih.

Penulis: Umi Salma 

0 Komentar