Garamku Tak Asin Lagi


Assalamu'alaikum Wr. Wb
  Saya akan mempresentasikan laporan analisis konflik sosial pada film dokumenter yang berjudul "Garamku Tak Asin Lagi", analisis memuat 6 indikator:
1. Bidang konflik
2. Sebab & akar konflik
3. Aktor konflik
4. Proses konflik
5. Dampak konflik
6. Metode / penyelesaian konflik.

  Proses saya dalam menganalisis dengan cara:
1. Memperhatikan film dokumenter yang berjudul "Garamku Tak Asin Lagi"
2. Menulis poin-poin penting dalam film
3. Menyajikan menjadi "6" Indikator
4. Mengumpulkan data dan mempresentasikan hasil tersebut.

  Berdasarkan hasil pengamatan saya film ini memuat beberapa
1. Bidang konflik
    1. Sosial
        -> Kehidupan masyarakat petani garam di desa "TANOH ANOE"
    2. Ekonomi
        -> Harga garam & cara pemasaran
    3. Budaya
        -> Pekerjaan petani garam sudah turun temurun dari nenek moyang

2. Sebab & akar konflik
    1. Tambak garam diubah menjadi tambak ikan
    2.  Garam di "TANAH ANOE" tidak beryodium
    3. Garam jemur bertekstur kasar

3. Aktor konflik
    1. M. Yusuf (kepala DPKKD "Bireuen")
    2. Munirwan (sekdes)
    3. Apacut (pengurus koperasi garam)
    4. T. Abu Bakar (pelaku sejarah)
    5. Nurantiah, Jamilah, Fitri, lamiah (petani garam)
    6. Junaidi, Yarhaini (anak petani garam)
    7. Nurlaila S.T, M.T (kasi. standarisasi dan sertifikasi)

4. Proses konflik
    Pengalihan tambak garam menjadi tambak ikan, menyebabkan berkurangnya tambak garam, kemudian dilakukan pengarahan pembuatan dan penjualan garam dari BPM Bireuen.
    Dibentuk koperasi yang dibuat oleh badan pemberdayaan masyarakat, rencananya ketua-ketua koperasi akan dilatih di madura namun, pemberangkatan bukan dari ketua-ketua koperasi dan tanpa sepengetahuan masyarakat petani garam.
    Karna faktor garam tradisional yang tidak beryodium membuat petani garam di desa " Tanah anoe" Mebeli bibit garam dari madura, namun ada juga yang mempertahankan menggunakan bibit garam tradisional namun karna tekstur kasar mereka kalah sain dengan para pengepul yang menjual garam halus.

5. Dampak konflik
    1. Petani garam di desa "TANAH ANOE" kesulitan memasarkan hasil panen garam
    2. Petani mengambil bibit garam dari Madura
   
6. Metode / penyelesaian konflik
    1. Pengarahan proses pembuatan garam yang bagus
    2. Pengarahan penjualan garam
    3. Memberi modal kepada 120 orang petani garam
    4. Dibentuk koperasi oleh badan pemberdayaan masyarakat

  Berdasarkan ulasan laporan diatas jadi dapat disimpulkan terdapat konflik sosial, hal itu ditunjukkan dengan bukti "6" Indikator, lengkap.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Nama     : Yuliyan Satriyo Tunggal
Absensi  : 29
Kelas      : XI ips 5

1 Komentar