Analisis Lagu Ilir Ilir oleh Khoirul Fitriyani


Lir ilir, lir ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surako
Surak iyo


          Lir ilir adalah tembang yang digunakan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke 15 untuk menyebarkan agama Islam di daerah Jawa. Lagu lir ilir kemudian dinyanyikan kembali oleh Ainun Najib dan kelompok keseniannya Kyai Kanjeng dengan tujuan untuk mengingat kembali ajaran Islam.

           Tembang Lir ilir berisi bahwa sebagai umat islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, malas, dan sifat jelek lain untuk lebih mempertebal keimanan. Dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi itu menunjukkan bahwa kita yang mempunyai hak untuk tetap tidur dan membiarkan iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan nya agar kita memetik hasilnya berupa kebahagiaan seperti pengantin baru.

            Disebut anak gembala karena oleh Allah., kita telah diberikan hati untuk digembalakan. Mampukah kita menggembalakan hati dari dorongan hawa nafsu. Buah belimbing bermakna rukun islam karena mempunyai gerigi lima. Meskipun susah untuk menjalankan rukun islam apapun resiko dan halangannya, kita harus berusaha menjalankannya dengan tujuan membersihkan diri kita dari kekurangan di San sini agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap Allah.

          Kita diharapkan melakukan hal hal yang baik ketika kita masih sehat dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan makan jawablah dengan "iya"

Nama:  Khoirul Fitriyani
kelas: XI ips 5  (sebelas)
 analisis: lagu Lir ilir

0 Komentar