Pada zaman dahulu di desaku yaitu Desa Sumbangrejo, tanahnya sangat subur, sehingga tumbuhan-tumbuhan hidup dengan subur bahkan rumput-rumputpun hidup dengan subur, dengan kesuburan rumput-rumput yang ada di desaku,masyarakat tidak kesulit untuk mencari makanan ternak mereka. Seiring berjalannya waktu entah kenapa tanah di desa ku semakin hari semakin berkurang kesuburannya, tanah yang dulunya subur, sekarang menjadi tanah yang gersang dan kurang subur, bahkan jika musim kemarau seperti ini tanahnya menjadi retak-retak. Sehingga masyarakat di desaku hanya dapat menanam tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air, tanaman itu seperti tembakau, tebu, jagung,dll. Sedangkan untuk makanan binatang ternak mereka harus membeli tebon jagung ataupun batang padi yang mengering.
Sumber air di desaku sangat melimpah jika musim penghujan masyarakat menggunakan sungai untuk mandi, mencuci, bahkan jika ku ingat waktu kecil dikala musim hujan aku dan teman-temanku sering menebang pohon pisang untuk kami gunakan berenang, namun jika musim kemarau orang-orang di desaku sering membuat belik supaya mendapatkan sumber air, walaupun musim kemarau seperti ini air di desaku cukup melimpah, sumur Dedes Aku pun tidak kering.
Sedangkan udara di desaku kadang terasa panas.
Untuk penerangan jalan zaman dahulu masyarakat masih menggunakan lampu Pelita, namun sekarang karena sudah mengenal teknologi hampir setiap rumah pasti ada lampu dan tidak lagi menggunakan lampu Pelita.
Sedangkan untuk lampu penerangan jalan, menurut saya sangat kurang karena mungkin Desa saya terletak terpencil di suatu daerah, lampu hanya terlihat terang hanya ada di sudut-sudut tikungan.
mengaji, saat dulu aku masih kecil anak-anak masih sering mengaji bahkan hampir setiap malam maupun sore mereka selalu mengaji, namun sekarang banyak anak-anak yang tidak mengaji karena mereka sekolah pagipun harus pulang sampai sore.
Di desaku untuk anak-anak yang bersekolah Perbedaannya sangat jauh, zaman dulu anak-anak hanya sekolah hanya sampai SMP bahkan ada yang cuman sampai SD dan mereka tidak meneruskan sekolah bahkan mereka dipaksa untuk menikah di usia yang masih kecil,sedangkan sekarang hampir rata-rata anak-anak meneruskan sekolah dan Meneruskan ke perguruan tinggi.
Sedangkan untuk busana dan kosmetik dengan berkembangnya zaman sekarang anak-anak muda banyak mengikuti gaya berbusana dan berdandan seperti kebarat-baratan. Seperti memakai pakaian yang tidak sewajarnya dan memakai make up yang terlalu berlebihan.
masyarakat di Desaku banyak yang bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani, karena mereka tidak mempunyai keahlian khusus untuk beralih profesi yang lainnya.
Sedangkan teknologi dalam pertanian sudah di desa ku sudah semakin canggih, yang dulunya mereka membajak sawah dengan menggunakan sapi, sekarang mereka membajak sawah dengan traktor. Sedangka masakannya masih tetap sama seperti yang dulu. Namun mengenai transportasi di desaku, sudah sangat berkembang pesat, yang dulunya mereka berjalan kaki,bersepeda ke mana-mana, sekarang banyak yang memakai motor dan mobil. Untuk telekomunikasi dulu masyarakat di desaku tidak mengenal adanya HP namun sekarang banyak sekali yang bisa menggunakan HP, bahkan anak-anak kecil sudah mengenal dan bisa menggunakan yang namanya HP.
Dikala dulu arsitektur rumah hanya berbentuk rumah joglo yang terbuat dari kayu namun sekarang banyak rumah yang sudah menggunakan batu bata dan berbentuk modern.
Untuk hiburan zaman dahulu masyarakat hanya suka melihat ketoprak, sedangkan zaman sekarang masyarakat mulai melupakan Ketoprak dan beralih ke dangdut, dan musik ke barat-baratan seperti reggae.
Menurutku sampah di desaku saat dulu bisa dikondisikan dan tidak terlalu banyak, karena setiap ada sampah-sampah mereka selalu membakarnya dan jarang sekali ada yang membuang sampah di sungai, namun sekarang banyak dari masyarakat di Desaku yang membuang sampah ke sungai, akibat pembuangan sampah itu banyak saat musim hujan menjadi sarang nyamuk, yang dapat menimbulkan penyakit seperti demam berdarah, malaria, bahkan jika musim penghujan Sungai meluap yang mengakibatkan banjir.
Penulis adalah Ultiya Novida, siswa SMA Negeri 1 Pamotan Kelas XII IPS 4, nomor absen 28
0 Komentar