Kemelut Di Tengah Laut Oleh Mira Puji Astutik


Tulisan ini merupakan hasil dari analisis film “Kemelut ditengah laut”dengan tema konflik sosial.Analisis ini menggunakan 6 indikator yaitu bidang konflik,sebab dan akar konflik,aktor konflik,proses konflik,dampak konflik,metode penyelesaian .Adapun ulasan analisis dari film “Kemelut ditengah laut” sebagai berikut.

Di desa Sialang Buah,Sumatera utara terdapat suatu konflik sosial yaitu kemelut ditengah laut,dan dipengaruhi dari beberapa bidang antara lain,bidanh perikanan,bidang perikanan,bidang kekeuargaan.sebab dan akar konflik dari permasalahan ini yaitu perselisihan antara nelayan tradisional dengan kapal pukat (trawl).Namamya dilaut rejeki harimau kadang ada kadang tidak ada tergantung cuaca,kalau cuaca bagus banyak kapal pukat yang datang untuk mencari udang,tidak hanya udang yang bakal dijaring tapi juga para nelayan pun ikut terjaring.Aktor dari konflik tersebut meliputi Masniari,Dewi Irani,Dedi Sastra (Alim),Zulnam,Ambran,Elma Salmah.Proses terjadinya konflik tersebut yang ditakutkan angin kencang terutamanya kapal trawl.Kapal trawl tidak tentu,ada yang kejam ada yang tidak.Sebenarnya di Dinas Kelautan itu perdana 3 mil dari pinggir pantai tetapi tetap dilanggar juga ,tetapi tetap dilanggar.Yang harapanya petugas menjalankan tugasnya dengan bagus untuk melindungi nelayan tradisional  tapi itu semua tidak ada.2 tahun yang lalu pernah patroli kadanh 1 bulan sekali ada mereka lewat,kalau selama 2 tahun ini tidak pernah kelihatan lagi mereka razia.Muara kami memang tempat ikan yang dari belawan datang kesini,pagurawan dari serdang bedagai semua kumpul disini.Dampak dari konflik ini kurang lebih 50 orang perempuan menjadi janda dan kejadian ini menyisakan trauma yang amat dalam.Karena dilaut kita akan langsung berhadapan dengan alam dan cuaca buruk.Polairud itu sudah dikasih “uang pelicin” juga masih ada pukat-pukat (trawl) yang suka membunuh orang.Polaruid harus lebih aktif dan bijak dalam menjalankan tugas untuk razia kapal pukat (trawl),dan lebih memikirkan bagaimana keadaan masyarakat pantai akibat adanya kapal pukat.

Dari hasil analisis konflik sosial dari film “Kemelut ditengah laut” yang melibatkan beberapa nelayan yanh merasa resah akan adanya kapal pukat (trawl).Sedangkan polairud sudah tidak aktif dalam peraziaan kapal.Sehingga para istri nelayan cemas karena takut suami mereka kenapa kenapa dilaut.Seharusnya polairud mengaktifkan kembali peraziaan kapal supaya para istri nelayan tidak cemas,tidak adanya korban jiwa,perekonomian tetap lancar dan berkurangnya orang menjadi janda.Demikian tulisan

0 Komentar