Keadaan desa ku dalam sektor ekologi pada zaman dahulu masih sangat baik. Keadaan tanah pada zaman dahulu masih sangat subur karena belum mengenal adanya pupuk kimia seperti zaman sekarang yang telah mengenal pupuk kimia. Selain itu adanya pencemaran limbah dari bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan tanah. Selain keadaan tanah air pada zaman dahulu masih sangat jernih dan mata air pun pada masa itu masih mengalir dengan baik. Namun dengan adanya musim kemarau yang berkepanjangan pada masa ini, warga lebih memilih untuk membuat sumur sebagai sarana pengairan saat musim kemarau tiba. Pada zaman ini banyak sekali inovasi dalam sektor transportasi sehingga asap kendaraan bermotor lebih memicu adanya pencemaran udara. Namun dengan adanya perkembangan dalam sektor transportasi, memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu sudah menjadi kebiasaan dalam setiap keluarga di desa saya. Selain polusi udara yang di timbulkan dari kendaraan bermotor, pasokan pepohonan di desa sayang juga seimbang sehingga polusi bisa teratasi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, terkadang hutan di desa saya mengalami kebakaran. Entah itu di sebabkan karena musim panas yang berkepanjangan atau karena sengaja di bakar oleh pemilik kebun. Saya rasa di desa saya populasi hewan masih beragam seperti di desa-desa biasanya.
Selain keadaan ekologi, keadaan sarana prasarana juga menjadi pemicu dalam sebuah desa. Contohnya keadaan jalanan di desa saya, pada zaman dahulu keadaannya belum sebagus sekarang karena pembangunan yang belum merata. Namun saat ini keadaan jalan di desa saya sudah cukup baik. Dengan di fasilitasi penerangan lampu jalan pada setiap sudut yang di rasa gelap dan minim akan cahaya lampu sudah mulai terang dengan adanya fasilitas penerangan jalan. Selain itu potensi alam di desa saya pada zaman dahulu sangat terjaga, terkadang dalam setahun petani bisa memperoleh panen sebanyak 3 kali. Namun dalam keadaan sekarang ini petani hanya bisa memanen hasil alam paling banyak hanya 2 kali saja. Hal ini di picu karena minimnya irigasi saat musim panas. Di desa saya sudah ada beberapa titik bendungan yang bertujuan untuk menjadi pemasok irigasi bagi petani, namun sangat disayangkan karena saat musim kemarau bendungan tersebut juga ikut surut dan kering.
Selain dalam keadaan SDA dan SDM-nya, di desa saya juga menjaga potensi keagaaman. Dalam hal mengaji di desa saya telah di bangun sebuah Madrasah dan TPQ. Tetapi tidak hanya itu, setiap sore tepatnya saat anak-anak telah pulang dari sekolah TPQ mereka langsung melanjutkan mengaji pada guru agama di desa saya. Solat berjama'ah senantiasa di lakukan langsung di lanjut dengan mengaji.
Di desa saya juga ada sarana Sekolah Dasar, TK, dan PAUD. Namun pada saat dulu sarana pendidikan di desa saya hanya ada Sekolah Dasar dan TK saja. Seiring dengan berjalannya waktu munculah Pendidikan Anak Usia Dini yang sering di sebut dengan PAUD. PAUD adalah pendidikan anak yang usia dini dimana mereka akan di matangkan dalam Sagi pengetahuan awal sebelum memasuki jenjang pendidikan selanjutnya yaitu TK. Sarana prasarana tersebut telah termanfaatkan dengan baik oleh guru-guru yang telah mengabdi yang sudah cukup lama.
Dalam sektor busana dan kosmetik, pada zaman dahulu di desa saya belum begitu mementingkannya. Masyarakat zaman dahulu hanya mengenal saja perkembangan busana dan kosmetik, mereka hanya mengikuti perkembangan busana dan kosmetik dalam acara tertentu saja. Namun pada masa sekarang masyarakat lebih condong menggunakan perkembangan busana dan kosmetik dalam setiap saat, tidak hanya kalangan orang dewasa namun kalangan anak-anak muda jaman sekarang juga sudah mulai mengenalnua dan menggunakannya setiap saat. Mereka cenderung mengikuti perkembangan zaman khususnya dalam sektor budaya.
Masyarakat di desa saya hampir sebagian besar berprofesi sebagai petani. Mereka condong berkerja di ladang dengan di upah atau berkerja di ladangnya sendiri. Namun mereka tidak berhenti pada perkerjaan kebun saja, mereka sering mencari pekerjaan tambahan atau sampingan untuk memenuhi kebutuhan atau sering kali di sebut sebagai pekerja serabutan. Namun pada jaman sekarang generasi muda lebih memilih untuk bekerja outdoor, dalam artian lebih memilih bekerja di luar dari pada berdiam di dalam desa saja. Mereka lebih mengincar untuk bekerja di pabrik, pertokoan, menjadi sopir, maupun pergi merantau untuk memperoleh gaji yang lebih tinggi guna memenuhi kebutuhan selama hidup.
Dengan berkembangnya jaman, perkembangan pertanian juga berjalan dengan seiringan waktu. Para petani mulai mengenal Sanyo (pompa air) dan disel yang di gunakan untuk memasok air guna memperlancar proses pertanian. Selain itu dalam cara penanaman, pada dahulu kala masyarakat cenderung hanya menanam satu jenis tanaman saja pada satu lahan. Namun saat ini petani mulai memiliki inisiatif untuk menanam berbagai jenis tanaman dalam satu ladang, yaitu dengan cara membentuk guludan-guludan pada satu ladang. Tak hanya itu, saat saya kecil banyak sekali asap-asap yang memenuhi rumah disaat pagi hari. Karena pada masa itu ritual memasak masih menggunakan kayu bakar yang memicu timbulnya asap saat tiba waktunya memasak. Namun pada saat ini, kami generasi baru lebih condong menggunakan alat praktis yaitu kompor yang tidak menimbulkan asap sedikitpun. Sungguh banyak perubahan di desa saya dari jaman dahulu sampai sekarang. Selain itu, perkembangan telekomunikasi juga memicu perkembangan di desa saya. Yang dulunya hanya surat menurat kemudian berkembang dengan adanya telepon umum. Sungguh sangat maju sekali perkembangan telekomunikasi saat ini. Seiring berjalannya waktu manusia mulai cerdas dalam menyempurnakan alat komunikasi, mereka mulai membuat HP dan berkembang pesat pada saat ini.
Manusia pada masa ini sungguh labih memiliki pemikiran yang moderen, tak hanya potensinya dalam kehidupan sehari-hari namun arsitektur rumah juga menjadi pemicu utama perkembangan jaman. Di desa saya saat ini rumah joglo sudah hampir tidak ada hanya ada beberapa orang yang masih mempertahankan warisan budaya tersebut. Masyarakat moderen lebih cenderung memilih model rumah moderen dengan dinding tembok dari batako ketimbang rumah joglo yang dari kayu dan itu sudah sangat familiar di era masa sekarang ini.
Untuk mempertahankan hidup pola makan masyarakat di desa saya tempo sekarang dah tempo dulu memiliki perbedaan. Masyarakat dulu lebih cenderung memanfaatkan secara penuh hasil alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam hal pangan. Namun berbeda sekali dengan masyarakat tempo sekarang, mereka lebih cenderung untuk mengabaikan bahan pangan yang ada dan lebih memilih untuk mencari sumber pangan siap santap di luar rumah dalam artian membeli bahan siap santap. Sangat berbeda sekali bukan pada jaman dulu dengan sekarang.
Hiburan merupakan suatu seni yang di lestarikan serta di pertunjukkan di masyarakat. Pada tempo dulu hiburan memang masih sangat kental contohnya seperti ada wayang kulit, wayang wong atau sering di sebut ketoprak, campursari tayub dan jenis hiburan lainnya. Tak berbeda juga di desa saya, contoh-contoh hiburan tersebut merupakan hiburan yang telah ada pada desa saya sejak saya kecil. Biasanya hiburan tersebut akan dipentaskan saat sedekah bumi, acara pribadi maupun acara-acara lainnya. Beda halnya dengan saat ini, hiburan cenderung berpusat pada aspek teknologi saja. Dalam artian anak muda jaman sekarang cenderung lebih mencari hiburan pada android mereka masing-masing dang mengucilkan hiburan tradisonal yang ada. Mereka cenderung acuh terhadap hiburan tradisional jaman dulu, kadang mereka menganggap bahwa hiburan tempo dulu adalah hal yang kuno dan tidak moderen. Jadi mereka lebih mementingkan untuk mencari hiburan pada android mereka dan mengacuhkan hiburan tempo dulu.
Lingkungan yang bersih akan menciptakan sebuah desa dengan keadaan yang sehat. Sampah merupakan suatu hal yang harus kita perhatikan. Pada saat ini banyak sekali jenis sampah yang tengah mencemar di sekitar kita khususnya sampah plastik. Pada saat saya kecil sampah plastik masih sangat minim keberadaannya, hal ini dikarenakan masih primitifnya masyarakat jaman dulu. Mereka cenderung menggunakan apa yang sudah disediakan oleh alam. Contohnya daun pisang, daun jati dan masih banyak lagi. Namun halnya dengan masyarakat tempo sekarang mereka hanya menambah sampah plastik daripada menguranginya. Bukan hanya itu sampah plastik juga sering sayang dapati pada sampai rumah tangga.
Dapat saya simpulkan bawah masyarakat dulu dan sekarang memiliki aspek pemikiran yang berbeda. Selain itu perkembangan zaman serta globalisasi telah mengikuti seiring berjalannya waktu. Jadi kita harus bisa membedakan baik buruknya perkembangan era globalisasi ini untuk diri sediri dan untuk kita bersama.
Penulis adalah Evitasari, kelas XII IPS 4, sekolah di SMA Negeri 1 Pamotan
0 Komentar