Tugas Wawancara Kegiatan Kunjungan Lapangan Mapel Sosiologi Materi Penelitian Sosial dan Permasalahan yang ada di Pasar Tradisional Pamotan

'
Tugas Wawancara Kegiatan Kunjungan Lapangan Mapel Sosiologi Materi Penelitian Sosial dan Permasalahan yang ada di Pasar Tradisional Pamotan.

Pagi itu, semua siswa dari kelas 11 IPS 1, 11 IPS 2 dan 11 IPS 5 di koordinasikan oleh pembina kami yaitu guru mapel sosiologi, pak Suhadi, untuk berkumpul di lapangan bola volly.
"Ayo semuanya, segera berkumpul" komando dari pak Suhadi. Saya dan teman teman segera bergegas menuju lapangan untuk berbaris. Saya diberi beberapa lembar kertas pedoman penelitian untuk kemudian di bagikan kepada para peserta yang akan mengikuti kunjungan lapangan ke pasar. Setelah semua dipastikan telah mendapat lembar pedoman penelitian. kami mulai berhitung untuk mengetahui jumlah peserta. kemudian setelah itu kami semua berangkat ke pasar dengan berjalan kaki, perjalanan menghabiskan waktu sekitar 15 menit.
Perjalanan cukup melelahkan, namun karena bersama sama waktu seperempat jam tersebut terasa menyenangkan.

Sesampainya di pasar tradisional Pamotan, terlihat barisan parkir berbagai jenis transportasi yang ada disana, seperti motor, contang, tossa, delman, dan becak. Seluruh peserta diarahkan untuk menyebar dan mendatangi salah satu penjual. pilihan bebas bisa dari penjual sembako, bumbon,  pakaian, sayuran, ikan atau penjual apapun yang ada di dalam pasar. Kami di beri waktu sekitar 1 jam untuk melakukan wawancara dengan pedagang yang sudah dipilih tersebut.

Saya yang saat itu berkelompok dengan 3 orang teman yang lain berkeliling sebentar untuk menentukan pedagang mana yang akan kami wawancarai. " Bakul klambi wae wis " ujar ita temanku. " Iyo iyo, panggone resik adem, iso linggeh kepenak" sahutku. Kedua temanku yang lain yaitu sifa dan enik pun mengiyakan ajakan kami tadi dan kemudian bergegas menuju los area penjual pakaian.
" Nggolek opo cah ayu? " Sapa seorang ibu yang sedang duduk sambil merapikan dagangannya. Kamipun segera duduk karna merasa ibu ini ramah dan cocok untuk di wawancarai. Saya dan teman-teman mulai memperkenalkan diri, dan meminta izin untuk sedikit berbincang bincang menanyakan tentang masalah masalah yang ada di pasar ini. Kemudian menyiapkan alat dokumentasi serta alat tulis sebagai media pengumpul data. Alhamdulillah beliau mau untuk di wawancara.

" Jenengan asminipun sinten Bu?" Tanyaku. " Siti zumroh " jawabnya. Saya dan kelompok mulai nenanyakan satu persatu dari pedoman penelitian yang berisi 35 point pertanyaan.

Ibu Siti zumroh sendiri sudah berjualan baju sejak 3 tahun terakhir, beliau berasal dari Demak yang kemudian mempunyai suami orang Pamotan. Ketika ditanya tentang sejarah berdirinya pasar, beliau menjawab bahwa ia tidak tau, karena bukan warga penduduk asli daerah sekitar pasar. Untung saja datang seorang nenek yang bisa dikatakan sudah berumur lanjut usia, ialah mbah malikah, seorang pedagang emping jagung dan aneka keripik yang sedikit lebih tau tentang sejarah berdirinya pasar Pamotan ini. Beliau menjelaskan apa yang ia ketahui dari sejarah pasar tradisional Pamotan.

Pasar tradisional bumbon Pamotan ini, sudah berdiri sejak tahun 2003 hari jemuah wage tepatnya, jika dihitung pasar ini sudah berusia sekitar 16 tahun. Pasar bumbon pamotan yang berada tak jauh dari puskesmas pamotan ini dulunya bertempat di depan masjid agung Pamotan yang sekarang biasa disebut pasar kawak (lama) yang kemudian dipindah tempatkan di tempat yang sekarang ini. Pendiri pertamanya adalah pak sutrisno dari desa sedan.

" Aku tak balik dodolan maneh nduk, kae daganganku malah tak tinggal deweann", " nggeh Mbah" sahut kami. Kami kembali melanjutkan wawancara dengan bu siti zumroh tentang hal lain sesuai pedoman disertai pengembangan yang diperlukan.

Keadaan pasar di waktu awal pembukaannya jauh lebih sepi di bandingkan dengan sekarang, hal ini dikarenakan pengunjung atau para pembeli masih kebingungan tentang tata ruangnya karena harus menyesuaikan kembali dari tempat lama ke tempat yang baru tersebut. namun seiring berjalannya waktu banyak pedagang baru yang mulai membuka lapaknya disini, pembeli dan pengunjung pun semakin banyak yang melakukan aktivitas jual beli di pasar tradisional Pamotan. Keadaan pasar di hari hari biasa ramai lancar, namun berbeda pada saat hari pasaran yaitu selasa dan jumat yang mana aktivitas jual-beli lebih padat dari hari hari biasa. Dengan akses jalan menuju pasar yang mudah di jangkau, menjadikan pasar semakin ramai dan banyak pengunjung. Sepanjang yang saya amati saat itu. Akses jalan yang ada di dalam pasar sedikit sempit dibagian sudut tertentu, misalnya saja di bagian los pakaian hal ini karena adanya dagangan yang di pasang menggantung di bagian depan toko sehingga sedikit menutupi area jalan. Kondisi jalannya juga mengalami kerusakan wajar, yang mungkin karena sudah termakan usia.

Struktur kepengurusan di pasar tradisional Pamotan ini, di pimpim oleh pak baroyah sebagai kepala pasar, kemudian pak Zakaria sebagai bendahara yang di bantu oleh pak kamami, dan pak jatminto selaku administrasi.

Pedagang disini pun mempunyai suatu organisasi atau paguyuban bagi para pedagang, yaitu PBB ( PERSATUAN BAKUL BAKUL) yang terdiri dari penjual berbagai jenis dagangan.

Jenis jenis dagangan yang ada disini sangat bermacam-macam, mulai dari pakaian, perabot rumah tangga, makanan, daging dan ikan, juga sembako sebagai jenis dagangan yang paling banyak dijual disini.

Mengenai aturan aturan yang ada, beliau menuturkan bahwa tidak ada aturan yang terlau mengekang disini, mereka hanya di wajibkan untuk membayar retribusi sebesar 1000 setiap harinya yang akan di tarik oleh pihak petugas pasar. Kami merasa sangat beruntung berkali-kali berwawancara disini, ketika membahas tentang retribusi, datanglah mbak Mamik yang tidak lain adalah pihak penarik retribusi, beliau menjelaskan tentang pembayaran retribusi disini " bayarnya setiap hari seribu, tapi saya tidak semuanya, ini ada yang lain juga, di bagi bagi" jelasnya. Singkat, ia berpamitan untuk kembali melanjutkan pekerjaan yang biasanya dimulai dari jam 7 sampai jam 9 pagi, dan kemudian pulangnya jam 4 sore tersebut. Pada awal beliau berjualan, beliau langsung menempati los milik kakak iparnya yang dulu di beli seharga kurang lebih 40 jutaan. Berfasilitas los dan listrik.Beliau pun masih harus membayar biaya listrik setiap bulannya. Namun beliau mengatakan merasa belum puas dengan fasilitas tersebut, mengeluhkan kondisi atap yang masih bocor saat hujan karena belum ada talang ( penghubung antara dua atap los untuk jalannya air hujan) beliau berharap untuk adanya perbaikan fasilitas los, bahkan akan lebih baik lagi jika di bangun seatap seluruhnya agar lebih tertata rapi seperti bangunan yang baru di bangun di bagian belakang. Untuk kebersihan di depan los beliau sudah cukup baik meskipun tidak ada tempat sampah yang saya temui disana, selokan di depan los Bu zumroh tertutup dengan baik, beliau mengaku meski saat hujan datang, di daerah ini tidak pernah ada luapan air selokan atau kebanjiran.

Ia mengatakan bahwa setiap hari selalu ada petugas kebersihan untuk mengambil sampah sampah di seluruh area pasar namun sejauh yang saya lihat secara umum, masih sangat jauh jika pasar pamotan ini di sebut pasar yang bersih. Terlihat dari banyaknya sampah yang berserakan di jalan jalan dan di antara lapak mereka. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan pasar. bukan hanya dari penjual, pengunjung dan pembeli pun sudah pasti ikut andil dalam proses buang sampah sembarangan tersebut.

Melihat lihat baju yang begitu banyak di depan saya, saya menanyakan darimana bu zumroh mendapat suplai stok barang atau kata lain darimana beliau kulakan berbagai macam pakaian ini. Bu zumroh mengatakan beliau mengambil kulakannya langsung dari kudus. Enik bertanya tentang model apa sajakah yang dijual di sini, kemudian Bu zumroh menjawab "ngikutin perkembangan model pakaian yang lagi 'in' aja, biar tetap muter dan laku di pasaran".

"Biasanya paling laris itu pas ramadhan mbak, kan banyak yang nyari baju buat lebaran, kalo waktu seperti ini ya ada, tapi tidak terlalu ramai" tambahnya.

Memasang pada manekin, menggantung dan memajang baju yang ia jual merupakan strategi pemasaran yang Bu zumroh lakukan, tentunya juga pelayanan yang baik, menjadi strategi pemasaran dan persaingannya dengan pedagang lain. Transaksi jual-beli berjalan lunak, yaitu dengan menawarkan barang, kemudian jika calon pembeli berminat dengan barang tersebut biasanya akan terjadi negosiasi harga hingga mencapai harga yang disepakati kedua pihak. Beliau juga menjelaskan bahwa jika semisal barang yang sudah di beli tidak cocok ketika sampai dirumah, barang boleh di tukarkan kembali dengan tanda kutip label atau logo merk masih ada. " Daripada tidak terpakai, kasian" katanya. Beliau pun biasa membolehkan untuk pembeli berhutang baju, namun dengan orang yang sudah dikenal tentunya. Namun kendati demikian, tetap ada saja orang-orang yang tidak bertanggungjawab, menggunakan modus melihat lihat namun ketika bu zumroh lengah, ia membawa kabur baju tersebut. " Dua kali saya mba kehilangan baju, ya awalnya lihat lihat pas saya melayani pembeli lainnya malah bajunya dibawa, ya sudah" ucap beliau. Beliau juga menjelaskan bahwa keamanan dipasar kurang begitu baik, karna setelah pasar tutup, para pihak keamanan hanya berjaga jaga di area depan pasar saja, namun tetap bersyukur karna tak pernah ada masalah besar tentang keluhan keamanan sejauh ini.

" Bu apakah ada kejadian besar yang pernah terjadi disini? Misalnya pembobolan, perkelahian, cekcok, kebakaran atau kebanjiran di pasar ini?" Tanya sifa. " Ada, kebakaran. Sekitar tahun 2011 kayanya ada kebakaran di los makanan, penyebabnya hubungan pendek arus listrik". "Lalu bagaimana penyelesaianya Bu?" Beliau menjelaskan bahwa saat itu segera didatangkan petugas damkar untuk memadamkan api, dan kerusakan  los akibat peristiwa tersebut di perbaiki oleh pihak pasar dengan bantuan dana dari Pemda. Mengenai percekcokan, biasanya hanya seputar nego harga, tidak sampai ada adu mulut yang berlebihan. Pada sesama penjual disini kekerabatan sangat baik, jadi jarang sekali menemui perdebatan. " Masalah disini itu ya fasilitas itu aja mba menurut saya, semoga cepet di benerin, biar lebih nyaman lagi kalu ujan biar gausah repot repot masukin baju ke dalem los" tegas Bu zumroh. " Iki ndang kandakno karo penduwur ngono loh nduk, Ben podo ngerti iku wong petinggi Rembang, Ben roh kondisi pasar Pamotan Ben cepet di benakno"  sahut seorang ibu penjual dari los seberang mengutarakan harapan sekaligus keluhan keluhannya yang hanya kami balas senyu saja.

Menengok waktu yang sudah hampir habis, dan pertanyaan dari pedoman penelitian sudah cukup,kamiempat berpamitan untuk mengakhiri sesi wawancara ini, " terimakasih bu sudah mau di wawancara, maaf kalau kurang sopan dan juga mengganggu ibu berjualan ", Sambil tersenyum beliau menjawab " iya ndok ndak papa, wong anakku juga masih sekolah, kaka kelasmu ". Setelah itu kami bersalaman dan mengucapkan salam lalu kemudian meninggalkan Bu zumroh dan dagangannya tersebut untuk selanjutnya menuju ke kantor pasar berwawancara dengan petugas pasar. Namun kami tidak langsung menuju kantor, kami berkeliling pasar sejenak melihat Kondisi pasar secara lebih luas, tata ruang di pasar ini memang masih agak semrawut di bagian tertentu, lapak lapak lesehan banyak di buka di sepanjang jalan, sampah pun tampak jelas menjadi masalah serius disini. Kami juga melihat tempat pembuangan akhir yang terletak di belakang pasar. Kami berkeliling Sambil mendokumentasikan beberapa potret keadaan pasar. Sesampainya di kantor pasar, saya dan teman langsung duduk dan mewawancarai pak kamami selalu administrasi disini, karena terbatasnya waktu kami hanya menanyakan sedikit tentang struktur kepengurusan pasar dan harapan harapan serta kekuhan dari warga pasar yang sudah ia tampung untuk dijadikan perbaikan kedepannya. Harapan harapan masih sama, seputar kebersihan dan kerapian.

Waktunya pulang, saat berkeliling tadi kami sudah membeli beberapa jajanan pasar. Kami pulang juga dengan berjalan kaki, namun tidak serentak. Saya hanya bersama kelompok saya. Yang bergegas karena kala itu langit mendung dan hampir hujan.

Sekian tulisan ini saya buat, semoga memberi manfaat bagi yang lainnya mengenai informasi pasar bumbon tradisional Pamotan beserta permasalahan yang ada di dalamnya.

Penulis
NAMA : SITA VAISTIANA
KELAS : 11 IPS 5
NO. ABS : 26

0 Komentar