Sebelum pembelajaran di pasar tradisional pamotan, kami tiga kelas yaitu XI ips 1 2 dan 5,yang berjumlah 89 orang berkumpul di lapangan voly SMA N 1 Pamotan.
Tak lama kemudian kami dibariskan dan salah satu dari kami membagikan pedoman penelitian (pengamatan dan wawancara) di pasar tradisional pamotan. Terdapat 35 point yang perlu kami kumpulkan datanya. Kata demi kata pun mulai terucap dari mulut pak Suhadi selaku Guru Sosiologi. Selain itu, kami juga dibekali penekanan tentang bagaimana etika penelitian sosial yang santun. Seiring ada teman kami yang telat hadir.
"Mari berdo'a dulu ya, sebelum pembelajaran dimulai," ucap gutu pedomanku seusai salam.
Seusai pembekalan materi, kami pun malaju ke pasar tradisional pamotan dengan jalan kaki yang penuh dengan irama.
Tak lama kemudian kami pun tiba di pasar tradisional pamotan. Kami pun menelusuri seisi pasar dan akhirnya mendarat disebuah kios milik pak Juremi yang berdagang atom atom (seperti: gayung, ember, rak sepatu, rak lemari, dll). Setelah bersendau gurau sejenak, kamipun langsung mengajukan satu persatu pertanyaan dengan pak juremi.
"Assalamualaikum pak juremi, menurut bapak gimana sih sejarah berdirinya pasar tradisional pamotan ini?", tanya pidot.
"Waalaikumsalam, ya menurut saya, pasar tradisional pada zaman dahulu itu berada didepan Masjid Pamotan. Namun kondisinya yang masih sangat sempit dan tidak memadai yang posisinya berada di tengan tengah kota Pamotan, sehingga Pemerintah memiliki inisiatif untuk memindahkan pasar tersebut didekat Kecamatan Pamotan, depan Puskesmas Pamotan", jawab Pak Juremi.
"Bagaimana keadaan umum pasar tradisional Pamotan ?",tanya pidot.
"Fasilitas pasar tradisional Pamotan tidak memadai dan jalan yang menghubungkan antara los 1 dengan los lainnya masih kurang baik", jawab pak Juremi.
"Bagaimana tata ruang pasar tradisional Pamotan?", tanya pidot.
"Tata ruang pasar tradisional Pamotan saat ini keadaan fasilitas sudah lengkap, jalanannya juga sudah bagus dan tatanan antar pedagang sudah rapi." jawab pak Juremi.
"Menurut bapak, bagaimana kebersihan di pasar tradisional Pamotan?" tanya pidot si tukang hospot.
Pak Juremi pun menjawab, "keadaan kebersihan dipasar ini sudah cukup baik, selain dari kesadaran para penjualnya untuk membuang sampah ditempatnya pihak pegawai juga sudah mengediakan petugas kebersihan."
"Lantas aturan apa saja yang ada dipasar ini, pak?"
"Dipasar ini terdapat berbagai aturan yang sudah ditetapkan oleh para pegawai yaitu setiap pedagang hanya diberi batas membangun kios sesuai batas maksimal yang telah ditetapkan." jawab pak Juremi.
"Dipasar tradisional pamotan terdapat struktur kepengurusan apa saja?" tanya si tukang hospot.
"Dipasar ini, terdapat struktur kepengurusan pegawai yang meliputi, Ketua, Wakil, Sekretaris, Bendahara, Retribusi, Penarik karcis parkir,dan keamanan." jawab Pak Juremi.
"Dipasar tradisional pamotan ini apakah ada kelompok sosial/paguyuban?" tanya si tukang hospot.
"Iya, dipasar ini terdapat paguyuban ibu ibu, yaitu pengajian setiap sabtu pon dan paguyuban pedagang beras dan gerabag." jawab pak juremi.
"Menurut bapak jenis pedagang disini apa saja?apakah sudah lengkap?", tanya si pidot.
"menurut saya sih pedagang dipasar tradisional pamotan sudah cukup lengkap",jawab pak juremi.
"Menurut bapak bagaimana keadaan jalan dipasar ini?",tanya si tukang hospot.
"Keadaannya kurang baik, karena masih banyak sekali jalan yang berlubang sehingga membahayakan bagi para pengguna jalan",jawab pak juremi.
"Transportasi apa saja yang tersedia dipasar ini pak?",tanya si pidot.
"Banyak sekali contohnya seperti dokar, becak, angkot, bus, dan kendaraan pribadi." jawab pak juremi.
"Bagaimana teknik kulakan barang dagangan di pasar tradisional pamotan?" tanya pidot.
"model/teknik kulakannya macam macam yaitu ada yang barang langsung jadi, dan ada juga yang mengambil dari tengkulak." kata pak juremi.
"Gimana sih pak teknik transaksi jual beli dipasar ini?", tanya pidot.
"Teknik jual beli dipasar ini masih sama seperti teknik jual beli lainnya." sahut pak juremi.
"menurut bapak bagaimana strategi persaingan antar pedagang dipasar ini?" tanya si tukang hospot.
"Tidak ada persaingan antar penjual karena harga yang ditetapkan sama rata." sahut pak juremi.
"apakah dipasar ini pernah ada percekcokan, adu mulut, perkelahian,kebakaran,dll?" tanya si tukang hospot.
"kalo kebakaran pernah terjadi, sekitar tahun 2010/2011 yang disebabkan oleh konsletnya arus listrik pada sore hari. Kebakaran tersebut cukup besar sehingga setengah pasar terbakar dan pihak pengurus pasar pun mengambil tindakan dengan memanggil pemadam kebakaran." jawab pak juremi.
"Berapakah jumlah retribusi(pungutan)di pasar tradisional pamotan tersebut?" tanya pidot.
"Jumlah Retribusi yang dikeluarkan dengan 2 cara yaitu untuk kios perbulan Rp 56.000 dan untuk pedagang kecil perhari Rp 1.000." sahut pak juremi.
"bagaimana perilaku membuang sampah dipasar tersebut?" tanya pidot.
"Banyak pedagang yang masih membuang sampah sembarangan" kata pak juremi.
"Bagaimana keadaan keamanan dipasar tradisional pamotan?" tanya tukang hospot.
"keadaan keamanannya cukup baik karena dari pihak pengurus pasar sudah menyediakan orang untuk berjaga dan modal penjaganya dibagi 2sif yaitu sif siang dan malam." kata pak juremi.
"fasilitas apa saja yang ada dipasar tradisional pamotan?" tanya pidot.
"fasilitasnya sudah lengkap,sudah ada mushola, kamar mandi, tempat parkir dan tempat sampah." jawab pak juremi.
"Bagaimana keadaan fasilitas yang ada dipasar pamotan?" tanya pidot.
"keadaan mushola dipasar pamotan kurang baik karena tanah pada bangunan mushola tersebut bergerak." jawab pak juremi.
"Apa harapan anda untuk pasar tradisional pamotan ini pak?" tanya pidot.
"Harapannya agar pasar pamotan lebih berkembang lagi dan tempatnya semakin luas, pembagian losnya pun semakin teratur." jawab pak juremi.
"Lalu bagaimana dengan pihak petugas, apakah mereka juga memiliki harapan yang sama dengan pedagang lainnya?" tanya pidot.
"ya para pegawai juga berharap agar para pedagang lebih disiplin lagi untuk membuang sampah oada tempatnya." jawab pak juremi.
Identitas Penulis
Nama: Setya Putri Utami
Kelas: XI ips 1
No: 27
0 Komentar