Pada pagi yang cerah, disambut dengan mentari yang indah, menyinari seluruh alam semesta ini. Aku dan siswa kls XI IPS lainnya bersiap diri untuk melaksanakan penelitian di pasar tradisional pamotan, di dampingi oleh Bpk Suhadi sebagai guru sosiologi kami yang sangat humoris, dan tentunya ada yang memantau kita disana yaitu Pak Samsul dan Mas Reza, sehingga kegiatan penelitian yang kami lakukan dapat terlaksana dengan baik.
Waktu menunjukkan pukul 07.15, semua siswa berkumpul di lapangan bola volly untuk mendengarkan pengarahan dari bpk Suhadi dan menerima materi pedoman penelitian. Tak butuh waktu lama lagi, kami pun siap menuju pasar tradisional pamotan dengan berjalan kaki.
Sesampainya tiba di pasar tradisional pamotan, keramaian yang menjadi ciri khas sebuah pasar yang kami anggap sebagai sambutan hangat bagi kami semua.
Kami disana bertemu banyak orang yang simpang siur, banyak pedagang yang menawarkan beraneka ragam jenis barang yang dijual, seperti sayuran, buah buahan, pakaian, bumbu dapur, jajanan pasar, kebutuhan dapur, dll. Dan tak ketinggalan, para pembeli yang dominan ibu ibu rumah tangga dan bakul bakul rumahan.
Disana kami bekerja sama dengan teman teman untuk melakukan proses wawancara. Serangkaian pertanyaan pun kami lontarkan kepada informan pertama yaitu seorang penjual ikan yang bernama Ibu Sih (46tahun), bertempat tinggal di Lasem. Ia bekerja sebagai penjual ikan ± selama 23tahun, ketika pasar tradisional pamotan masih berada di selatan, pemindahan lahan pasar ke wilayah utara karena lahan yang dulu kurang luas dan kurang nyaman, sehingga pemindahan ini dilakukan agar dapat ditempati dengan nyaman, lahannya luas, dan lokasinya sangat strategis. Keadaan pasar tempo dulu sangatlah kumuh, kurang terjaga, dan belum berkembang, dibandingkan dengan pasar saat ini sudahlah berbeda jauh karena adanya pembaruan penataan pasar, jauh lebih ramai, nyaman, kebersihan pun sudah terjaga, akan tetapi masih ada orang yang acuh pada kebersihan lingkungan pasar. Tatanan ruang pasar tradisional pamotan ini, sudah tergolong rapi dan baik, Keadaan kebersihan pun terjaga dengan tertib.
Berbagai macam pedagang di pasar tradisional pamotan meliputi pedagang pakaian, jajanan pasar, buah buahan, sayuran, daging, bumbu rempah rempah, dll. Keadaan akses jalan didepan pasar nampaknya kurang bagus, karena masih banyak jalan berlubang dan air yang menggenang, sedangkan akses jalan di dalam pasar mengalami peningkatan yaitu perbaikan dengan paving jalan. Jenis angkutan yang ada di pasar ini adalah becak, angkot, bus mini, mobil bak, dan beberapa delman yang masih ada.
Bu Sih mengambil hasil kulakan dari berbagai penjuru daerah seperti Jatirogo, Rembang, Kragan dengan cara dikirim dari tengkulaknya atau di ambil sendiri yang di bayar secara tunai. Bu Sih memilih strategi penjualan yang sehat, ia sangat menghindari hal hal curang dalam kegiatan berdagang. Sehingga akan menghambat kejadian kejadian yang tidak diinginkan, seperti adu mulut, percekcokan, dll.
Keamanan pasar pamotan sangat diperketat karena sempat terjadi insiden pencurian di salah satu toko, dan pelaku tindak kejahatan tidak tertangkap. Pas pamotan memiliki fasilitas kamar mandi, mushola, dan tempat parkir yang luas. Menurut para pedagang, jalan becek di sekitar tempat penjualan ikan menjadi masalah yang harus segera ditangani.
Pedagang sangat berharap agar pasar saat ini lebih ramai pembeli, lebih baik lagi dan terjaga dengan rapi.
Setelah kami berbincang bincang dengan Bu Sih, kami pindah ke tempat lain untuk menerima informasi lebih detail lagi.
Informan yang kedua adalah Bpk Kamami (52tahun) sebagai pegawai pasar, ia bertempat tinggap di Telgawah, Gunem. Pak Kamami bekerja di pasar pamotan ±tahun 2009 yang lalu, dengan pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai guru di SMP 1 Gunem. Menurut Bpk Kamami, lokasi pasar dipindah di bagian utara karena lokasinya yang luas, strategis, dan nyaman. Pasar tempo dulu sangatlah sepi dan belum berkembang, sedangkan sekarang ramai, nyaman dan tertib.
Masalah yang dialami Bpk Kamami selaku pegawai pasar yaitu mengenai jalan yang becek, kurang kondusif, selokan tersumbat dan penjagaan lingkungan yang kurang bersih. Masih banyak protes yang dilakukan para pedangang khusunya pedagang ikan yang mengeluh karena jalan yang kumuh, kotor, dan becek. Bpk Kamami memiliki harapan agar pasar pamotan lebih maju, baik, kualitasnya terjamin dan bersih. Adanya pembangunan lagi, peningkatan keamanan yang hanya 4 orang, agar ditambah tenaga lagi.
Perbaikan yang di fasilitasi oleh pasar juga harus dijaga perawatannya seperti jalan paving, kebersihan lingkungan dan patuh pada aturan aturan yang berlaku di pasar. Aturan tertulis di pasar pamotan yaitu tidak dibuat sewenang wenang, tidak boleh dibuat cafe, tetapi jika hanya warung kopi.
Karena banyaknya kelompok lain yang antri untuk mewawancarai Bpk petugas pasar, Maka kami memutuskan untuk mengakhiri pertanyaan kami. Kamipun berterima kasih kpd Bpk Kamami karena berkenan menerima kami dengan senyuman ramah dan memberi informasi kepada kami.
Keluar dari kantor pasar dengan hati yang lega, dan kami bergegas untuk kembali ke SMA N 1 Pamotan dengan berjalan kaki di temani rintikan hujan yang membasahi kerudungku.
Sekian laporan penelitian kunjungan lapangan di pasar tradisional pamotan yang saya buat, maaf apabila banyak kesalahan, mohon kritik dan saran, semoga bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Nama: Aprilia Hanun Indriani
Kls: XI IPS1
No: 03
Waktu menunjukkan pukul 07.15, semua siswa berkumpul di lapangan bola volly untuk mendengarkan pengarahan dari bpk Suhadi dan menerima materi pedoman penelitian. Tak butuh waktu lama lagi, kami pun siap menuju pasar tradisional pamotan dengan berjalan kaki.
Sesampainya tiba di pasar tradisional pamotan, keramaian yang menjadi ciri khas sebuah pasar yang kami anggap sebagai sambutan hangat bagi kami semua.
Kami disana bertemu banyak orang yang simpang siur, banyak pedagang yang menawarkan beraneka ragam jenis barang yang dijual, seperti sayuran, buah buahan, pakaian, bumbu dapur, jajanan pasar, kebutuhan dapur, dll. Dan tak ketinggalan, para pembeli yang dominan ibu ibu rumah tangga dan bakul bakul rumahan.
Disana kami bekerja sama dengan teman teman untuk melakukan proses wawancara. Serangkaian pertanyaan pun kami lontarkan kepada informan pertama yaitu seorang penjual ikan yang bernama Ibu Sih (46tahun), bertempat tinggal di Lasem. Ia bekerja sebagai penjual ikan ± selama 23tahun, ketika pasar tradisional pamotan masih berada di selatan, pemindahan lahan pasar ke wilayah utara karena lahan yang dulu kurang luas dan kurang nyaman, sehingga pemindahan ini dilakukan agar dapat ditempati dengan nyaman, lahannya luas, dan lokasinya sangat strategis. Keadaan pasar tempo dulu sangatlah kumuh, kurang terjaga, dan belum berkembang, dibandingkan dengan pasar saat ini sudahlah berbeda jauh karena adanya pembaruan penataan pasar, jauh lebih ramai, nyaman, kebersihan pun sudah terjaga, akan tetapi masih ada orang yang acuh pada kebersihan lingkungan pasar. Tatanan ruang pasar tradisional pamotan ini, sudah tergolong rapi dan baik, Keadaan kebersihan pun terjaga dengan tertib.
Berbagai macam pedagang di pasar tradisional pamotan meliputi pedagang pakaian, jajanan pasar, buah buahan, sayuran, daging, bumbu rempah rempah, dll. Keadaan akses jalan didepan pasar nampaknya kurang bagus, karena masih banyak jalan berlubang dan air yang menggenang, sedangkan akses jalan di dalam pasar mengalami peningkatan yaitu perbaikan dengan paving jalan. Jenis angkutan yang ada di pasar ini adalah becak, angkot, bus mini, mobil bak, dan beberapa delman yang masih ada.
Bu Sih mengambil hasil kulakan dari berbagai penjuru daerah seperti Jatirogo, Rembang, Kragan dengan cara dikirim dari tengkulaknya atau di ambil sendiri yang di bayar secara tunai. Bu Sih memilih strategi penjualan yang sehat, ia sangat menghindari hal hal curang dalam kegiatan berdagang. Sehingga akan menghambat kejadian kejadian yang tidak diinginkan, seperti adu mulut, percekcokan, dll.
Keamanan pasar pamotan sangat diperketat karena sempat terjadi insiden pencurian di salah satu toko, dan pelaku tindak kejahatan tidak tertangkap. Pas pamotan memiliki fasilitas kamar mandi, mushola, dan tempat parkir yang luas. Menurut para pedagang, jalan becek di sekitar tempat penjualan ikan menjadi masalah yang harus segera ditangani.
Pedagang sangat berharap agar pasar saat ini lebih ramai pembeli, lebih baik lagi dan terjaga dengan rapi.
Setelah kami berbincang bincang dengan Bu Sih, kami pindah ke tempat lain untuk menerima informasi lebih detail lagi.
Informan yang kedua adalah Bpk Kamami (52tahun) sebagai pegawai pasar, ia bertempat tinggap di Telgawah, Gunem. Pak Kamami bekerja di pasar pamotan ±tahun 2009 yang lalu, dengan pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai guru di SMP 1 Gunem. Menurut Bpk Kamami, lokasi pasar dipindah di bagian utara karena lokasinya yang luas, strategis, dan nyaman. Pasar tempo dulu sangatlah sepi dan belum berkembang, sedangkan sekarang ramai, nyaman dan tertib.
Masalah yang dialami Bpk Kamami selaku pegawai pasar yaitu mengenai jalan yang becek, kurang kondusif, selokan tersumbat dan penjagaan lingkungan yang kurang bersih. Masih banyak protes yang dilakukan para pedangang khusunya pedagang ikan yang mengeluh karena jalan yang kumuh, kotor, dan becek. Bpk Kamami memiliki harapan agar pasar pamotan lebih maju, baik, kualitasnya terjamin dan bersih. Adanya pembangunan lagi, peningkatan keamanan yang hanya 4 orang, agar ditambah tenaga lagi.
Perbaikan yang di fasilitasi oleh pasar juga harus dijaga perawatannya seperti jalan paving, kebersihan lingkungan dan patuh pada aturan aturan yang berlaku di pasar. Aturan tertulis di pasar pamotan yaitu tidak dibuat sewenang wenang, tidak boleh dibuat cafe, tetapi jika hanya warung kopi.
Karena banyaknya kelompok lain yang antri untuk mewawancarai Bpk petugas pasar, Maka kami memutuskan untuk mengakhiri pertanyaan kami. Kamipun berterima kasih kpd Bpk Kamami karena berkenan menerima kami dengan senyuman ramah dan memberi informasi kepada kami.
Keluar dari kantor pasar dengan hati yang lega, dan kami bergegas untuk kembali ke SMA N 1 Pamotan dengan berjalan kaki di temani rintikan hujan yang membasahi kerudungku.
Sekian laporan penelitian kunjungan lapangan di pasar tradisional pamotan yang saya buat, maaf apabila banyak kesalahan, mohon kritik dan saran, semoga bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Kls: XI IPS1
No: 03
0 Komentar