Pada tanggal 19 februari 2019, saya dan teman teman dari SMA Negeri 1 pamotan, serta salah satu guru yang mengajar mata pelajaran Sosiologi yakni Bpk Suhadi, akan mengadakan kunjungan dalam rangka sebuah penelitian dan wawancara dengan beberapa pedagang hewan, petugas serta yang lainya, yang akan diselenggarakan di Pasar Hewan di kecamatan Pamotan.
Sebelum itu, kami menuju ke Kapolsek Pamotan untuk menitipkan kendaraan kami, dan berdoa bersama di sana agar supaya penelitian kami berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun.
Bpk suhadi selaku guru mapel Sosiologi membagian sebuah kertas yang ternyata isinya adalah sebuah contoh pertanyaan yang bisa kita tanyakan kepada narasumber dalam penelitian kali ini. Tidak hanya itu, Bpk Suhadi juga memberikan arahan kepada kami sebelum kami berjalan kaki menuju tempat penelitiannya yakni Pasar Sapi Pamotan.
Setelah itu, perwakilan dari kapolsek juga ikut memberi arahan untuk kami, supaya kami lebih berhati hati dalam menjalankan penelitian ini.
Kami pun berjalan, saya melihat banyak sekali kendaraan roda empat seoerti contang, dan truk. Jika kalian bertanya bagaimana aromanya, hahaha kalian tentunya bisa memikirkanya sendiri. Aroma busuk dari kotoran hewan, lebus dari badan hewan, pesing dari air kencing hewan menyatu jadi satu. Saya fikir disana hanya menjual sapi saja, ternyata ada kambing juga ya.
Setelah masuk pasar, saya terkejut. Begitu banyak hewan hewan yang akan dijual belikan didalam sana. Pasar yang cukup luas dengan dinding yang sudah kumuh dan lantai tanah yang bercampur kotoran dari sapi sapi ternyata mampu menyangkup banyak sapi.
Disana kami mulai melakukan penelitian. Saya memilih berada di pos karcis karena cari jalan aman, saya sangat takut sapi jadi saya memilih berada dalam kawasan yang jauh dari sapi. Didalam sana saya bertemu petugas karcis dan disana kami diberi tahu semua tentang masalah dan sarana prasarana yang ada didalam pasar sapi.
Saya juga baru tahu ternyata dipasar sapi juga ada karcis. Petugas itu menceritakan secara detail tentang keadaan pasar. Ternyata pasar ini sudah berdiri pada jaman dulu. Namun keadaanya cukup ironis. Tidak ada lampu dan toilet. Tidak ada lantai yang berkeramik. Bahkan atapnya saya lasung dari langit yang panas.
Setelah itu saya ikut dengan teman saya yang lain dan mewawancarai para pedagang baik itu pedagang sapi dan pedagang kambing. Saya mewawancarai hanya sebentar, karena saya sangat takut dengan sapi sapi disana. Setelah itu saya dan teman saya keluar dari pasar. Yang benar saya baru sampai pintu keluar tiba tiba ada sapi yang lari ngamuk. Saya dan teman saya sangat beruntung ada Bapak bapak yang berhati baik. Beliau menjalarkan tanganya seperti penolong yang rela punggungnya di senggol sapi demi kami agar kami tidak terkena tubuh sapi. Bapak itu mencari jalan yang aman untuk kami. Sehingga kami dapat keluar dengan selamat. Tak lupa saya mengucapkan trimakasih. Selesai.
Penulis
Nama: Fadlilatun Nur Aniyah
Kelas: Xl ips 3
0 Komentar