Indikarot-indikator Konflik Sosial Dalam Berita


     Ada beberapa artikel yang terkait dengan anjloknya harga bawang merah di pasaran.  Banyak petani bawang merah yang merasa rugi, dan berikut ini adalah pemetaan tentang anjloknya harga bawang merah di pasaran yang terkait dengan indikarot-indikator konflik sosial antara lain:
1. Bidang konflik
2. Sebab dan akar masalah konflik
3. Aktor konflik
4. Proses konflik
5. Dampak konflik
6. Metode penyelesaian konflik
     Dengan adanya penurunan harga bawang merah yang sangat memprihatinkan, petani merasa di rugikan dengan hal itu. Adapun beberapa bidang yang terkait dengan konflik sosial anjloknya harga bawang merah di pasaran antara lain seperti bidang pertanian, bidang perdagangan, bidang transportasi, bidang keamanan, bidang keuangan, bidang ekonomi, dan bidang oraganisasi. Yang mana dalam bidang-bidang tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga petani bawang merah semakin merasa rugi.
     Selain itu sebab dan akar konflik juga mengiringi dengan rendahnya harga jual bawang merah yang berada di level terendah di pasaran yakni di bawah Rp. 1000 per kilogramnya. Harga yang rendah tidak biasa menyeimbangkan biaya perawatan bawang merah yang terbilang cukup mahal sehingga banyak petani bawang merah yang teriak dengan hasil yang tidak memuaskan yakni sebesar Rp. 18.000 per kilogramnya pada bulan lalu. Dan harga itu masih mengalami penurunan sejak pekan lalu menjadi Rp. 12.000 per kilogramnya namun semakin parah pada saat ini yakni dengan harga Rp. 7.000 per kilogramnya. Dengan hasil yang minim petani bawang merah juga harus mengeluarkan modal yang cukup besar karena harga jual bibit yang semakin malah. Banyak petani yang menyesal karena tidak bisa menikmati harga jual bawang merah yang sempat melambung tinggi sebulan lalu karena petani sudah mulai terbiasa dengan memilih menerima DP terlebih dahulu. Selain itu banyak petani yang memaksa pemanenan bawang merah sebelum waktunya dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang cukup tinggi. Namun hal tersebut justru membuat minat konsumen menurun karena kualitas bawang merah tersebut rendah. Dengan tingginya harga bibit bawang merah dan adanya sebuah sistem ijo, petani bawang merah di kabupaten Magetan belum menikmati harga jual bawang merah yang sempat melambung tinggi.
     Ada beberapa aktor yang memberikan pendapatnya tentang anjloknya harga jual bawang merah kali ini. Yaitu Camat Bolo Bambang Setiawan, petani bawang merah, Selamet (seorang penyuplai bawang), Suyono (petani bawang), Wahyu (petani bawang merah di kabupaten Magetan?), Jurai (sekretaris ABMI), dan Masduki Bachro (ketua himpunan kerukunan tani Indonesia). Mereka menyampaikan saran maupun kritikan tentang anjloknya harga jual bawang merah di pasaran.
     Proses konflik pun juga terurai dalam konflik kali ini. Anjloknya harga jual bawang merah di pasaran membuat petani bawang semakin teriak. Mereka menuntut pemerintah untuk mengatasi keterpurukan harga bawang merah yang anjlok. Aksi demonstrasi pun juga di lakukan oleh sejumlah petani bawang sejak pukul 08:00 wita hingga selesai. Mereka memblokade jalan dengan memasang kayu penghalang, menutup jalur utama sampai pemerintah daerah turu tangan mengatasi demonstrasi tersebut. Mereka melakukan semacam unjuk rasa karena tingginya biaya menanam bawang merah dan mahalnya bibit membuat petani memilih untuk berhutang dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan.
     Akibat anjloknya harga bawang merah di pasaran kini ada beberapa dampak yang muncul yang di sebabkan oleh hal tersebut. Contohnya saat mereka berdemonstrasi banyak arus lalu lintas yang lumpuh total dan terhambat karena genangan para petani bawang merah. Selain itu dengan tingginya biaya produksi untuk menanam bawang merah harga pupuk pestisida juga mengalami kenaikan, hal ini semakin membuat para petani teriak. Jawara seorang sekretaris Asosiasi bawang merah Indonesia menyatakan bahwa saat ini rata-rata volume bawang impor yang masuk ke Brebes sekitar 840 ton per minggu. Ada dampak yang mempengaruhi petani bawang merah dengan masuknya bawang impor ke Brebes, mereka sangat terpukul dengan anjloknya harga bawang merah.
     Saat ini berbagai macam penyelesaian konflik tengah di lakukan. Mereka telah melakukan negosiasi tetapi usaha mereka tidak di hiraukan oleh tengkulak. Hal tersebut menyebabkan adanya sebuah tanggapan dari pemerintah. Apabila impor tetap harus di lakukan ia berharap impor bawang merah tidak sampai masuk ke wilayah Brebes. Selain itu petani berharap pemerintah bisa membantu petani bawang merah untuk mendapatkan bibit siap tanam yang terjangkau dan berkualitas agar biaya penanaman tidak melonjak tinggi.
     Demikian ringkasan dari beberapa artikel yang memiliki konflik sosial yang sama yaitu tentang anjloknya harga bawang merah di pasaran. Kurang lebihnya mohon maaf semoga bermanfaat.

Penulis:
Nama: Evitasari
No      : 08
Kelas : XI Ips 2

0 Komentar