Tulisan ini merupakan hasil analisa saya dari ketiga artikel tersebut tentang turunya harga bawang. Dengan indikator indikator sebagai berikut;
1.bidang konflik.
2.sebab dan akar masalah.
3.aktor konflik.
4.proses konflik.
5.dampak konflik.
6.metode penyelesaian konflik
Konflik petani bawang di daerah brebes yang sedang terjadi akibat dari penurunan / anjloknya harga bawang, yang melibatkan, merugikan dan berdampak bagi beberapa pihak.
Dari ketiga artikel tersebut melibatkan bidang traspotasi, kegiatan perdagangan, pertanian, impor dari luar negeri yang masuk diwilayah brebes, dan distribusi masuknya pasokan bawang merah dari daerah lain.
Penyebab dari konflik tersebut diantaranya harga bawang tudak stabil, harga yang semula 15000-6000 jadi hanya 900.harga anjlok drastis, biaya produksi petani mahal padahal harfanya tidak maksimal. Dari penyebab konflik itu terdapat akar masal yang jadi mula muncunya konflik tersebut,yaitu petani bawang miskin, masunya barang impor luar negri ke wilayah brebes, masuknya pasokan bawang merah dari wilayah brebes.
Aktor konflik dari artikel konflik petani bawang melibatkan petani, polisi, pedagang bawang, pedagang pestisida dan pupuk, pejabat pertanian,
Dengan anjloknya harga bawang, petani menuntut harga bawang pulih stabil, unjuk rasa dengan memblokade jalan, nenuntut pemerintah turun tangan, serta keluhan petani pada pemerintah mengenai anjloknya harga bawang.
Dampak dari konflik tersebut yaitu transportasi lumpuh total, produktivitas menurun akibat turunya hujan, petani rugi, memicu istri istri petani jadi tki di luar negri, kerugian pedagang bawang merah bahkan menimbulkan perceraian karna tidak tercukupi kebutuhan ekonominya.
Konflik tersebut dapat di selesaikan dengan bantuan pemerintah dengan menolak impor bawang merah ke indonesia, meskipun impor masuk namun melarang masuk ke brebes pemerintah dapat membantu memulihkan harga bawang diantaranya bisa dengan hasil panen petani.
Dari ketiga aryikel tersebut memuat penyebab konflik bidang, pihak yang bersangkutan, proses dampak dan dapat diatasi dengan metode konflik.
Lampiran Indikator analisis
Indikator indikator dari ketiga artikel;
1.bidang konflik
1.1.transportasi,perdagangan,pertanian.
1.2.pertanian,
perdagangan, impor.
1.3.distribusi bawang.
2.sebab dan akar masalah konflik.
2.1sebab:harga bawang tidak stabil, harga 1000/kg,harga semula 15000-6000 jadi 900,biaya produksi.
2.1.akar masalah; petani bawang miskin.
2.2.sebab;harga bawang anjlok dari 18000 jadi 7000,penurunan harga, harga venih bawang terlalu tinggi.
2.2.akar masalah masuknya barang impor.
2.3.sebab;biaya yang ditanggung petani mahal, biaya produksi petani, produksi tidak maksimal.
2.3.masuknya pasokan bawang merah dari daerah lain.
3.aktor konflik.
3.1.polisi,pejabat pertanian, petani bawang, pedagang pestisida dan pupuk, pemerintahan.
3.2.petani bawang merah, sekertariat asosiasi bawang merah, ketua himpunan kerukunan tani indonesia.
3.3.sekertariat kelompok tani sumber pangan, petani, pedagang.
4.proses konflik.
4.1menuntut harga stabil, unjuk rasa blokade jalan, menuntut pemerintah.
4.2.keluhan para petani bawang.
4.3.menuntut pemerintah turun tangan.
5.dampak konflik.
5.1.trasportasi umum lumpuh total.
5.2.produktivitas turun akibat hujan.
5.3.petani rugi, memicu istri istri petani jadi tki luar negri, penjualan sawah, bahkan perceraian, dan kerugian pedagang.
6.metode penyelesaian konflik.
6.2.penolakan masuknya impor bawang merah ke brebes.
6.3.pemerintah dapat membantu dengan pemerintah beli hasil panen dari para petani.
0 Komentar