Dewi Asih Belajar di Desa Sidorejo


Jumat 26 oktober 2018, kegitan pembelajaran sosiologi di desa Sidorejo Pamotan mengenai pemetaan dan pemberdayaan komunitas di era millenium.
           
Pukul 13.30 kumpul di SMA 1  Pamotan setelah itu saya dan teman teman menuju balai desa Sidorejo Pamotan disana sudah ada pak Suhadi  selaku guru mapel kami dan pendamping dari desa Sidorejo ada sambutan dari balai desa setelah itu pak Suhadi segera menjelaskan dan membagi kelompok untuk pemetaan.

Dan kelompok kami'pun mendapat dukuh Glodok segera kelompok saya menuju ke kali di sana saya di dampingi oleh mas mashuri dan busro latif yaitu kali yang terdapat jembatan untuk mengakses penyebrangan langsung saja saya mewawancarai masyarat yang ada di sana banyak sekali maanfaat kali tersebut yaitu untuk mandi mencuci dan lain lain sayangnya kali itu lagi kekeringan karena musim kemarau dan jembtan yang berada di kali itu sedang di perbaiki memakai anggaran desa.

Setelah ke kali saya dan teman teman segera ke sawah yang tidak jauh dari kali di sana lagi penanaman tamanan tomat tak lama pun saya segera mewawancarai pemilik tanaman tersebut yang bernama choirul anwar yang sudah lama menanam tomat saya dan teman teman berbicang tentang masa tanam tomat,untung dan ruginya,suka duka menanam tomat,manfaatnya,masa panennya,dan kenapa mas choirul anwar memilih menanam tanaman tomat karena tomat mudah di cari dan mudah untuk menanam karena dekat dengan sumber air.

Lalu saya dan teman teman menuju sumur tua yang di buat pada tahun 1967 yang berada tepat di rumah pak Isnani banyak sekali manfaat sumur tersebut yaitu untuk mandi,sanyo,pengairan sawah,memasak dan lain lain sumur tersebut tidak pernah kekeringan.

Selanjutnya saya dan teman teman menuju ke tukang pijat yang bernama ibu Lomrah yang sudah lama menjadi tukang pijat yang mempunyai anak tiga selain menjadi tukang pijat ibu Lomrah menjadi Ibu rumah tangga sama seperti lainnya tidak lama'pun ibu Lomrah mengajari teknik pijat memijat dan salah satu teman saya menjadi bahan percobaan untuk teknik memijat dan ternyata pijatan ibu Lomrah sangat enak tidak salah kalau ibu Lomrah menjadi tukang pijat.

Selanjutnya saya dan teman teman kembali ke balai desa sesampai di sana segera membahas pemetaan dan pemberdayaan dan pak Suhadi menyuruh kami untuk duduk bersama lalu menjelaskan dan menceritakan hasil pemetaan dan pemberdayaan setelah itu kami'pun foto bersama.

Penulis: Dewi Asih Wulan (Siswa SMA N 1 Pamotan, kelas XII IPS 4)

0 Komentar