Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sedikit tentang penjalanan saya dalam mengikuti kegiatan Pelatihan Pengelolaan Dewan Kerja (PPDK) Kwartir Cabang Rembang Ke - 8 Tahun 2018 yang bertempat di desa Sudo Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang. Saya dan empat rekan saya yaitu Cindy, Tia, Raikhan ditunjuk untuk mewakili Kwartir Ranting(Kwaran) Pamotan dalam kegiatan tersebut.
Perjanan kami dimulai pada hari Jum'at tanggal 19 Oktober 2018, sebelum kami berangkat ke lokasi kami mengechek semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan seperti tenda, patek, tali temali, tikar, tongkat serta persyaratan yang harus kita serahkan saat registrasi, semua kita persiapkan sebaik mungkin baik peralatan maupun persyaratan yang dibutuhkan, setelah semuanya lengkap kamipun berangkat pukul 13:00 WIB.
Kemudian kamipun berangkat dengan menggunakkan dua sepeda motor dimana kita saling berbocengan satu sama yang lain. Setelah kita memasuki Kecamatan Sulang kamipun mengalami kebingungan untuk menuju ke desa sudo, karena kita disuguhkan dengan kawasan perhutanan dan disitupun jauh dari kawasan pemukiman penduduk hamparan tumbuhan tembakau serta pohon jati yang besar-besar membuat kami semakin gelisah ditambah dengan anjing-anjing yang berkeliaran disepanjang jalan kenangan membuat suasana lebih mencekam, kemudian kita berhenti sejenak dipinggir jalan untuk berfikir kearah mana kita akan melangkah, sayapun mengusulkan kepada rekan-rekan saya untuk mencari lokasi pada aplikasi google maps, akhirnya kitapun memutuskan untuk mencari lokasi menggunakan google maps dan kamipun melanjutkan perjalanan dengan menggunakan petunjuk arah dari google maps yang ada pada layar hp android kami. Ditengah perjanan kami mendapat kendala yaitu petunjuk dari google maps terhenti karena tidak adanya jarian internet ditengah hutan belantara. Kemudian kami tetap mengikuti jalan satu-satunya yang ada dihutan tersebut sebari mencari warga untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi yang kita tuju, nggak lama kemudian kami menjumpai bapak-bapak yang sedang mencangkul disawah dekat dengan jalan, dan kami pun memutuskan untuk bertanya kepada bapak-bapak tersebut.
Setelah mendapat petunjuk dari bapak tadi kami melanjutkan perjalanan sesuai dengan informasi yang kami dapatkan. Kamipun menyusuri hamparan tanaman tembakau yang indah serta tanaman jagung yang mendukung suasana siang itu. Tidak lama kemudian kami disuguhkan dengan tatanan pemukiman penduduk yang masih sangat intim dengan tradisionalitas masyarakat ditambah lagi dengan keramah tamamahan masyarakat yang begitu hangat. Kamipun mengalami kebingungan saat dihadapkan dengan perempatan jalan saat itu namun saya berfikir itu tidak menjadi kendala yang berarti karena dengan keramahan masyarakat tersebut kita dapat memanfaatkannya, nggak menunggu lama saya langsung tanya kepada salah satu warga desa tersebut.
Kemudian kamipun melanjutkan perjalanan kami untuk menuju lokasi, setelah melewati hamparan tatanan pemukiman penduduk kamipun lagi-lagi disuguhkan dengan hamparan hutan belantara yang masih sangat asri. Namun kita tidak pendapatkan kegelisahan tertentu karena disitu hanya ada satu akses jalan, jadi kita hanya bisa menyusuri jalan tersebut. Tak lama kemudian kami melihat gapura yang sangat kokoh nan indah berdiri ditengah-tengah hutan belantara yang bertuliskan " Buper Karangsari Park". Nggak menunggu lama kamipun langsung masuk kedalam buper tersebut, dan nggak ada yang menyangka sama sekali diantara kami itu sangat indah, dan setelah masuk dari pintu gerbang disitulah ada monumen cikal (lambang pramuka) yang besar dan kokoh yang di kelilingi hamparan rumput yang indah.
Kemudian kami naik ke bagian keatas dari buper tersebut, disepanjang jalan kami disuguhkan dengan bangunan-bangunan kuno yang masih kokoh berdiri. Setelh itu, bendera cikalpun berkibar menyapa kedatangan kami. Setelah sampai lokasi kamipun melakukan registrasi pendaftaran. Disitupun kami mendapatkan kendala lagi, soalnya salah satu diantara kami ada persyaratan yang hilang.
Disitulah kami berusaha mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian kita memutuskan untuk saya yang akan bicara kepada panitia mengenai masalah ini. Dan kemudian sayapun memberanikan diri untuk bicara apa adanya mengenai masalah yang kami hadapi, namun akhirnya panitia memberikan pengertian kepada kami dan tetapa mengizinkan kami untuk tetap mengikuti kegiatan tersebut.
Setelah registrasi kamipun diarahkan panitia untuk mendirikan tenda di tempat yang telah disediakan. Setelah pendirian tenda selesai kamipun melihat rekan kami yang dari Kwaran Gunem masih belum selesai mendirikan tenda, kamipun dengan sigap membantu mereka untuk menyelesaikan pendirian tendanya. Setelah itu, kamipun diarahkan panitia menuju ke pendopo untuk melakukan kegiatan berikutnya. Dan disanapun kami mendapatkan banyak pengalaman dan tentunya ilmu yang bermanfaan untuk diri sendiri dan tentunya orang lain. Disana kami diajarkan cara menjadi seorang pemimpin yang baik serta menjadi dewan kerja yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pengelolaan dewan kerja yaitu No. 005 tahun 2017, selain ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan teman baru turut mengikutinya, banyak teman baru dari berbagai kwaran atau biasa kita kenal dengan per-kecamatan.
Singkat cerita, saat memasuki malam cakra serta menjadi malam terakhir kami dalam kegiatan tersebut. Disana kita bersuka cita mengukir kenangan serta melepas kerinduan yang mungkin nanti nggak akan bisa berjumpa lagi. Dimana kita semua saling berpelukan dan menyanyikan lagu samapi jumpa dimana kita saling meneteskan air mata yang tidak mampu terbendung lagi. Setelah itu kita melakukan sesi foto bersama guna untuk mengingat perjuangan serta kisah kasih di buper.
Sekitar pukul 23:30 WIB kami pun diarahkan panitia untuk tidur kembali ke tenda masing-masing. Sekitar pukul 03:00 WIB kami dibangunkan oleh panitia untuk melakukan upacara adat cakra jaya bangkit yang sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun. Dimna saya sangat dikejutkan dengan sesi cucimuka dengan bunga 7 rupa dimana saat itu swasana sangat merinding dan mencekam, selanjutnya saya dihadapkan lagi dengan diharuskan untuk jalan congkok saat memasuki ruangan gelap gulita yang penuh dengan lilin-lilin dilantai. Setelah itu memasuki sesi renungan dimna panitia membacakan sebuah pusi yang sangat menyentuh hati. Setelah kegiatan renungan kami dipersilahkan untuk kembali tidur di tenda.
Paginya kita diajak jalan-jalan keliling buper bersama-sama dimna kami bisa melihat indahnya sunset pagi hari. Setelah itu, kita di intruksikan untuk membongkari tenda kami dan bersiap untuk menuju rumah masing-masing. Namun yang membuat saya terharu yaitu setelah mau persiapan pulang smua saling berjabat tangan dan berpelukan, dimana saait itu saya melihat solidaritas yang tinggi antara satu dengan yang lainnya, bagaikan keluarga yang harmonis.
Setelah itu, saya dan rekan-rekan melanjutkan perjalanan pulang kerumah masing-masing. Saat keluar dari pintu gerbang kami mencoba mengambil arah yang berbeda dari arah sebelumnya saat kami berangkat, dikarenakan kami mendapatkan saran dari anitia untuk lewat jalan ke arah rembang yang katanya lebih mudah dijangkau. Kamipun mencoba saran yang diberikan dari panitia namun ditengah perjalanan kami berpisah dengan rekan kami(raikhan dan tia). Kami baru sadar setelah kami masuk desa seren yang entah desa mana itu. Namu saya dan cindy akhirnya bersepkat untuk menunggunya didepan gapura desa seren dengan harapan tia dan raikhan mengetahui posisi kita saat itu, setelah 15 menit berlalu namun tidak muncul batang hidung kedua rekan saya itu. Akhirnya kami menghubungi tia untuk mengetahui keberadaannya sekarang namun HP nya tia dan raikhan tidak aktif, kamipun mengalami kegelisahan yang cukup rumit.
Setelah 10 menit kemudian saya dan cindy memutuskan untuk jalan dulu. Namun saya dan cindypun mengalami nasib yang sama saat mengalami perjalanan pemberangkatan, yaitu kesasar pada rangkaian jalan yang membingungkan. Akhirnya kami mencari pertolongan orang yang bisa membantu masalah kami.
Akhirnya kami menjumpai bapak-bapak yang sedang membersihkan halaman rumahnya, sayapun memberanikan diri untuk bertanya kepada bapak tersebut. Kami ditegur karena kami telah salah jalan yang sudah cukup jauh, dan kemudian kamipun berputar arah sesuai dengan informasi dari bapak tersebut. Kamupun menyusuri jalan raya yang padat dengan lalu lalang pengendara baik sepeda motor, mobil, truks dan lain sebagainya. Sehauh kami menyusuri jalan kamipun dikejutkan dengan kondisi jalan sang sangat memprihatinkan serta kondisi lingkungan yang sangat sepi bahkan jauh dari pemikiman. Namun kami tetap menyusuri jalan tersebut sampai akhirnya kami sampai ke tengah-tengah kota rembang betapa jauhnya kami melangkah yang tempat buper dipinggiran kota sampai kami terseret ke tengah-kota Rembang. Kamipun mengalami ketakutan karena kami merupakan pengendara yang belum mempunyai Surat Izin Mengendarai. Akhirnya kamipun tanya kepada ibu-ibu yang sedang makan diwarung pinggir jalan. Kami diberi jalan tembusan untuk menuju pamotan tanpa melewati jalur polisi. Akhirnya kami mengikuti saran dari ibu-ibu tadi.
Siang mulai memunculkan siangnya, matahari mulai memperlihatkan pansanya serta kondisi kota yang menambah tenggorokan kami semakin mengorong kamipun memutuskan untuk istirahat sejenak untuk membasahi tenggorokan kami. Setelah dari salah satu toko minuman kamu melanjutkan perjalanan kami ke rumah. Dan syukurlah kami dapat pulang sampai tujuan dengan selamat.
Dari perjalanan kami saya dapat menyimpulkan bahwa alamat berada dibawah hidung kita masing- masing. Berikut saya lampirkan hasil dari kegiatan saya dalam mengikuti Pelatihan Pengelolaan Dewan Kerja ( PPDK) ke-8 Tahun 2018:
Ini adalah foto seseorang yang telah berjuang melalui lika-liku perjalanan kami( yang mengikuti PPDK).
Foto saat makan bersama saat pagi hari, dengan rekan rekan seperjuangan.
Kebersamaan saya dengan kelompok kerja yaitu kelompok bisma. Dimna kita saling berbagi pengalaman dan memecahkan masalah bersama.
Ini adalah momen saya saat melihat sunset ditengah-tengah tenda-tenda yang sedang berjajar menyelimuti pagi hari nan indah.
0 Komentar